06. The Unexpected

153 24 0
                                    

──── P r o o f ────
.
.
.
.
.

Chapter sebelumnya ...

Hawa di sekitar sana terasa berubah, [name] menelan salivanya gugup.

Hiiragi yang tampaknya mengenali lelaki itu lantas berdesis, "Dari semua orang, kenapa harus dia yang datang?"

Hiiragi kemudian berucap seolah memberitahu murid tahun pertama yang ada di sana, "Wakil ketua Shishitoren, Togame Jo!"

🎐

Suasana di bawah terowongan itu terasa tegang, semuanya tampak membeku saat sosok itu datang.

"Kenapa Fuurin ada di sini?" Togame lantas menurunkan kacamata yang ia kenakan, memperlihatkan iris hijau dengan tatapan malasnya.

Lelaki itu menoleh ke bawah dan mendapati rekannya yang sudah tergeletak tak berdaya. "Eh? Saruwatari, ada apa denganmu?" tanyanya seolah terkejut, walau di mata [name] tingkahnya itu tampak dibuat-buat.

Hiiragi yang sedari tadi diam memperhatikan di belakang sana, kini membawa langkahnya mendekat untuk menjelaskan situasi yang telah terjadi kepada wakil pemimpin Shishitoren itu.

"Dia mengejar salah satu dari orang kami," jelas pemuda bergigi tajam itu singkat berusaha untuk tenang.

Togame yang mendengar seseorang berbicara padanya pun menoleh. "Oh, ada Hiiragi? Yahooo ..." sapanya lambat seraya melambai dengan tangan yang menggenggam sebuah botol kaca.

"Kenapa dia? Reaksinya lambat sekali, membuatku jengkel!" Wajah Sakura terlihat kesal saat melihat tingkah pemuda bernama Togame itu.

Togame menunjuk rekannya yang tergeletak pingsan. "Ini ... dihajar mereka?" Lelaki itu menyeringai sinis dengan mengarahkan jarinya menunjuk Sugishita dan Sakura.

[Name] mengusap telapak tangannya penuh antisipasi, wajahnya tampak mengerut. "Orang ini ... berbahaya," pikir [name].

Di tengah ketegangan itu, terlihat anggota Shishitoren yang tergeletak tadi kini telah sadar. Lelaki itu mengumpati Hiiragi dan yang lainnya dengan amarah yang terkumpul di wajahnya. "Dari jalan layang ini merupakan wilayah Shishitoren! Jangan urusan kelompok kami!"

Teriakkan pemuda itu terhenti saat Togame dengan ringannya mengayunkan botol kaca yang ia pegang ke arah kepala lelaki malang itu, hingga membuatnya kembali kehilangan kesadaran.

Togame menarik erat rambut pemuda malang tersebut hingga kepalanya terangkat. "Kelompok kami?" ucapnya mengulangi perkataan rekan sekelompoknya. Pemuda berkacamata itu lantas melayangkan tinjunya ke arah wajah pemuda yang sudah tak ia anggap sebagai rekannya lagi.

Pukulan demi pukulan terus ia berikan tanpa ampun, dua orang yang berdiri di belakang Togame juga tampak tak berniat menghentikan pemuda itu. Mereka menonton seolah itu adalah hal yang biasa terjadi.

Tubuh [name] terasa membeku, gadis itu tidak dapat berbuat apa-apa. [Name] hanya mampu meringis melihat betapa beringasnya orang bernama Togame itu.

Hiiragi yang tak tahan melihatnya pun berseru, "Hentikan!" Pemuda bergigi tajam itu berusaha menghentikan perbuatan yang dilakukan wakil ketua Shishitoren tersebut.

Togame yang mendengarnya lantas berhenti sembari menatap pemuda berambut jabrik itu. Hiiragi pun melanjutkan ucapannya, "Bukankah dia rekan satu kelompokmu?"

Pemuda berambut hitam malam itu tampak tertegun akan perkataan Hiiragi untuknya. Togame bertanya dengan santai, "Siapa? Dia ini bukan ..."

Jemari pemuda itu pun meraih jaket yang dikenakan oleh mantan anggota yang telah dihajarnya. "Jika kalah, artinya dia lemah. Orang yang lemah ... tidak dibutuhkan Shishitoren." Togame dengan tanpa perasaan menarik jaket oranye itu hingga terlepas dan membiarkan tubuh pemuda malang itu jatuh begitu saja.

𝙋𝙧𝙤𝙛𝙛 | 𝗪𝗶𝗻𝗱 𝗕𝗿𝗲𝗮𝗸𝗲𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang