01. First Sight

180 22 0
                                    

──── P r o o f ────
.
.
.
.
.

Siapapun yang melewati titik ini, yang membawa rasa sakit, kehancuran, dan niat jahat. Semua orang tanpa terkecuali, akan dibersihkan oleh Bofuurin.

"Bofuurin? Siapa yang meletakkan ini di sini?"

Sebuah papan tanda yang ditaruh oleh orang yang kuat.

🎐

Suara gemerincing dari benturan antara bandul logam dan kaca sebuah lonceng angin yang menggantung pada gerbang masuk di pusat perdagangan Tonpu, kota Makochi, terdengar bagaikan alunan musik yang merdu. Mereka menyebutnya Fuurin.

Semilir angin pagi menerbangkan dedaunan serta kelopak bunga yang gugur, membuat siapapun yang merasakannya akan menjadi tenang dan damai. Tak ayal hal itu juga dirasakan oleh seorang gadis yang kini tengah berjalan perlahan, sembari melihat kedai ataupun toko yang ada di sana.

Hoodie hitam serta celana cargo melekat ditubuhnya, tak lupa topi dan kacamata hitam yang menghiasi kepala serta wajah sang gadis seolah tak ada yang boleh melihat mata serta mahkota yang ia miliki. Penampilannya saat ini mungkin terlihat seperti seorang kriminal.

"Kota ini terlihat tenang, tak seperti yang orang-orang bicarakan," batinnya dengan pandangan yang melirik ke sekelilingnya.

Namun, entah ia yang terlalu terbawa suasana atau melamun sampai-sampai tak menyadari bahwa atmosfer yang ada di sana seketika berubah. Jalan yang tadinya dipenuhi oleh orang-orang yang sibuk berlalu lalang, kini menjadi senyap dan terasa sepi, para pedagang mulai memasuki kedai mereka seolah sedang bersembunyi.

Aomi [Name], gadis itu mengernyitkan dahinya, raut bingung terpampang jelas di wajahnya, hingga suara yang bergemuruh serta ricuh mengambil alih atensinya. Ia sedikit melajukan langkah kakinya mendekati asal suara.

Suara kericuhan itu terdengar semakin dekat, [name] memperlambat laju kakinya saat netra blueberry miliknya yang kini tertutup kacamata hitam memperlihatkan segerombolan laki-laki yang memenuhi jalanan di sana.

Penampilan mereka terlihat seperti kelompok berandalan serta pengganggu, [name] sudah bisa menebak dari bagaimana ringannya tangan-tangan itu bergerak menghancurkan barang milik pedagang di sana dengan tongkat pemukul kayu ataupun besi yang mereka bawa.

Manik blueberry nya menangkap siluet seorang lelaki yang mendekati kelompok berandalan itu dengan tenang, surai dwiwarna milik pemuda itu terlihat mencolok membuat [name] sedikit tertegun. Lelaki dwiwarna itu terlihat berusaha mengabaikan para berandalan yang ada di sana.

Hingga salah satu dari mereka mencengkeram bahunya menghentikan langkah pemuda itu.
"Hei, sekarang jangan abaikan aku. Kau mengatakan pada kami untuk tidak melupakan wajah dan namamu, dan kau melupakannya?"

"Dan lagi ... apa kau sedang ber cosplay, tidak mungkin. Apa itu rambut aslimu? Matamu juga terlihat asli," lanjut lelaki bersurai pirang dengan plester di wajahnya, orang yang terlihat seperti pemimpin dari berandalan itu membuat wajah menjengkelkan seolah tengah mengolok pemuda dengan rambut unik di depannya.

Sementara, lelaki dengan rambut setengah hitam dan setengah putih itu terlihat masih terdiam saat mendengar banyak ejekan yang dikeluarkan untuknya. Hingga perkataan yang keluar dari mulut lelaki pirang menyebalkan didepannya seolah menjadi minyak yang dilemparkan langsung ke dalam kobaran api.

"Menjijikkan." Satu kata yang membuat pemuda dengan rambut dwiwarna serta mata heterochromia itu menyeringai, seolah itulah reaksi yang ia tunggu sedari tadi. Sebuah reaksi yang ia anggap normal saat orang-orang melihatnya.

𝙋𝙧𝙤𝙛𝙛 | 𝗪𝗶𝗻𝗱 𝗕𝗿𝗲𝗮𝗸𝗲𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang