“Tadi ada sebuah bengkel memberi kabar, jika ada sebuah tagihan atas nama Pak Kelvin yang pembayarannya melalui perusahaan,” jelas nya.
“Kelvin?” ujar Pak Bobby tak percaya.
“Iya Pak,”
“Ya sudah kamu keluar,”
“Baik Pak, saya permisi.” Pamit sang maneger bagian keuangan itu.
Pak Bobby menghela napas, ia tak menyangka jika Kelvin akan membuat penagihan atas nama perusahaan. Padahal ia sengaja membl0kir ATM Kelvin agar putranya mau bekerja di perusahaan, namun ternyata keg!laaan putranya kian tak terkendali.
“Kelvin, Clara mereka sama saja, satunya hobinya bal4pan, satunya bikin ru suh di sekolah,” sungut Pak Bobby.
Kelvin kini tersenyum bahagia, karena ia kini ia dapat men!pu ayahnya sendiri. Yang mana pembayaran bengkelnya tidak sampai Rp 50.000.000,00 namun ia sengaja menyuruh tukang bengkelnya meminta lebih dengan begitu sisa nya akan di bagi dua.
“kenapa Mas tidak minta langsung?” tanya si pemilik bengkel itu.
“Biasalah orang tua kalau lagi marah, mana mau ngasih uang,”
“Tapi ini amankan? Nanti saya malah di laporin,”
“tenang saja, tapi makasih ya Mas sudah bantu saya,”
“Sama-sama,”
“Kalau begitu saya bawa motornya ya!”
“Tentu,” jawab sang pemilik bengkel sambil tersenyum.
Kelvin pun pergi dari bengkel itu dengan senyum merekah. Ia pun langsung menemui sahabatnya Marvel di kost nya yang juga punya hobbi mengendarai motor.
Di situ Marvel bercerita jika nanti malam aka nada balapan, dan bayaran lumayan besar. Tentu mendengar hal itu Kelvin merasa tertant*ng untuk ikut balapan l!ar itu. Meski balapan l!ar mempunya resik0 yang lebih besar, namun bukan Kelvin namanya jika ia mempedulikan hal itu.
“Gue laper nih belum makan,” tutur Kelvin.
“Kayaknya gue ada stok Mie, masak aja sono, gue masih sibuk.” Ujar Marvel dengan terus focus ke arah ponselnya.
Kelvin pun mulai menyalakan komp0r untuk memasak air, sambil menunggu airnya mendidih ia membuka bungkusan mie terlebih dulu.
Meski Kelvin terlahir dari keluarga berada, namun ia tak pernah memilih-milih makanan, bahkan karena ia sering menginap di kost san Marvel, ia juga terkadang membayar uang kost nya meskipun Marvel sendiri sudah melarang Kelvin.
Keduanya bagaikan seorang saudara yang jika satunya terluka, maka satunya pun juga merasa sangat terluka, oleh sebab itulah Kelvin sangat juga menyayangi Marvel.
“Loe enggak mau minta?” tanya Kelvin.
“Gue kenyang,”
“Btw loe kenapa di p3cat?” tanya Kelvin.
“Biasalah, karena Pak Aris tahu gue suka balapan, dia p3cat gue.” Jelas Marvel seraya meletakkan ponselnya.
“Eh Btw mau dong mie,” pinta Marvel kemudian.
“Tadi bilang enggak mau,”
“Liat loe makan jadi pengen,”
“Ya udah nih buat loe, gue mau nyetor dulu.” Ujar Kelvin menyerahkan piring mie nya yang berisi mie yang sudah hampir habis.
Kelvin yang sakit perut pun menuju kamar mandi, sedangkan Marvel sibuk memakan sisa mie nya Kelvin.
Drut…. Terlihat sebuah panggilan di ponsel Kelvin bertulis B-0, melihat nama yang tertera seketika mata Marvel pun membulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Bawah Dendam
Romantizm"Aku tidak akan membiarkan cintaku melemahkanku apalagi memberikan cintaku kepada orang yang aku sayang," -Bella-