9

2 0 0
                                    

Bella pun melangkah ke halaman belakang rumahnya, karena ia tahu Rafli bila datang lebih memilih berbicara di halaman belakang rumahnya di banding di dalam.

  “Rafli!” panggil Bella kepada pria yang ada di depannya.

Pria itu membalikkan tubuhnya sambil tersenyum. Melihat senyum Rafli, Bella pun melangkah semakin mendekat ke arah Rafli.

  Keduanya pun duduk bersama, sambil melihat luasnya halaman rumah Bella.

  “Bagaimana usahamu?” tanya Bella.

  “Ada peningkatan, ini juga berkat Mbak Ara,”

  Bella tersenyum.

  “Lakukanlah yang terbaik,” support Bella.

  “Tentu,”

Rafli memperhatikan Bella, pakaiannya terlihat sedikit basah.

  “Apa Mbak Ara baru saja memandikan Lerigo?”

Bella tersenyum. Ia tak bisa berkata bohong jika soal itu.

  “Senyuman Mbak Ara sudah menjawab semuanya,”

  “Kamu sudah bertemu dengan ibu Ani?”

  “Sudah, titip ibu ya! Rafli tidak bisa lama-lama.” Ucapnya bangkit dari tempat duduknya.

  “Pasti! Ohh iya Aku bahkan lupa menawarimu minum.” Balas Bella seraya bangkit dari duduknya.

  “Tadi sudah di buatkan sama Ibu, ya sudah Rafli harus pulang.” Pamit Rafli.

  “hati-hati,”

Rafli mengangguk.

Bella terus memandangi langkah Rafli, ia yakin Rafli akan berhasil dan di saat itulah, ia bisa benar-benar tersenyum.

   Sebuah deringan dari ponsel Bella yang ia pegang pun berbunyi, segera Bella mengangkat panggilan itu.

Saat panggilan sudah di jawab, netra Bella pun langsung membulat bahkan berlari.

  Ia berlari ke arah luar, seorang bodyguard yang melihat Bella keluar langsung menghampirinya.

  “Ada apa Nona Bella?”

  “Kita ke rumah sakit sekarang.” Titah Bella.

Bodyguard pun itu pun langsung memerintahkan sang sopir untuk menyiapkan mobil.

Dengan sigap sang sopir langsung menuju garasi mobil, begitu pun juga sang bodyguard di mana sang bodyguard menggunakan mobil lain.

Cinta Di Bawah Dendam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang