SELAMAT MEMBACAHingga akhirnya ada sebuah kucing yang menyeberang dan membuat Marvel menginjak rem motornya secara tiba-tiba dan membuat Clara yang awalnya tidak memegang sama sekali menjadi memeluk Marvel.
“Au...” keluh Clara karena helm Clara terbentur ke helm milik Marvel.
“Loe enggak kenapa-kenapa kan?” tanya Marvel panik seraya menoleh ke belakang hingga membuat pandangan kedua bertemu meski terhalang kaca dari helm masing-masing.
Clara menggeleng pelan, Marvel akhirnya melajukan kembali motornya, kali ini lebih pelan.
Meski ia tidak begitu peduli pada Clara, namun ia tak ingin adik dari sahabatnya terluka.
Setelah berapa belas menit pun, mereka sampai di kost Marvel.
Clara meminta sang sopir untuk pulang karena sekarang ia sudah aman, di mana sekarang dirinya berada di tempat Kelvin berada.
“Baik Non.” Ucap sang sopir kemudian melangkah masuk menuju mobilnya kemudian melajukan meninggalkan kost Marvel.
Clara melihat tempat kost Marvel itu mulai dari ujung hingga ke ujung satunya.
Jika di lihat di depan kost nya, tempat Marvel lah yang paling bersih.
“Ayo! Kenapa? Apa karena tempatnya kecil?” tanya Marvel.
“Udah tahu masih nanya!” sungut Clara berjalan menuju arah pintu kost Marvel.
Jawaban Clara membuat mata Marvel membulat, ia berpikir Clara akan sedikit menjaga ucapannya untuk menjaga perasaannya, namun harusnya ia sudah tahu bagaimana sifat Clara dari lama.
Marvel menghembus napas kesal dengan sikap Clara yang seakan tak tahu terima kasih.
“Keras kepalanya sama, tapi untung Kelvin enggak song*Ng kayak ini bocah,” monolog Marvel pada dirinya sendiri.
“Clara!” ujar Kelvin kaget saat melihat Clara masuk ke kost Marvel.
Clara hanya melihat semua isi ruangan kemudian kembali melangkah ke samping ruangan yang ternyata itu adalah kamar tidur. Sejenak ia berhenti kemudian kembali melangkah untuk melihat sebuah dapur kecil yang mana itu hanya ada wastafel kemudian di sampingnya ada kamar mandi. Dari setiap ruangan tidak ada pintu kecuali pintu depan.
“Loe ngapain?” Tanya Marvel mengikuti langkah Clara namun seperti biasa Marvel hanya di abaikan.
Clara kemudian kembali melangkah ke ruang tamu yang mana Kelvin masih duduk di ruang tamu yang ada hanya ada satu sofa panjang.
“Kak ayo pulang!” ajak Clara dengan nada memerintah.
“Ada apa? Ohh iya kamu ngapain ke sini?” tanya Kelvin seraya bangkit dari duduknya.
Clara menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Bawah Dendam
Romance"Aku tidak akan membiarkan cintaku melemahkanku apalagi memberikan cintaku kepada orang yang aku sayang," -Bella-