Selir Petani Changle

31-40

Matikan lampu

Pelindung mata

Jenis huruf:

besar

tengah

Kecil

Bab 31 Aladdin yang Abadi

halaman depanrak bukuPenanda bukuKembali ke daftar isi

Silakan instal klien kami

APLIKASI baru gratis dengan pembaruan super cepat

Unduh APLIKASI

Bacaan gratis seumur hidup

    Ibu Lin dimarahi berulang kali sebagai binatang buas, dan dia sangat marah hingga dia hampir memuntahkan darah. "Zhao Cuihua, gadis sialan, jangan melangkah terlalu jauh..."

    "Siapa yang kamu bicarakan?" Xiang Dalang memasang ekspresi garang di wajahnya. Dia sangat ketakutan hingga wanita tua itu mundur tiga langkah.. .dan hampir duduk di atas bambu!

    "Kamu! Kamu bisa melakukannya..." Ibu Lin melirik kapak berkilauan di tangan Xiang Dalang. Bagaimana dia berani bertele-tele? “Butler, ayo pergi!”

    Anggota keluarga Pu dipenuhi amarah dan berani menghindari jebakan dan mencari jalan menuruni gunung dari samping. Changle berbalik dan tersenyum pada keluarganya, yang begitu tanpa ekspresi hingga mereka lumpuh ketakutan. Pria yang populer dan konyol.

    "Xiang Lang, kamu sangat kuat! Tahukah kamu, mereka semua takut padamu!"

    Ada seorang raja di keluarga. Ketakutan terhadap serigala di hati seorang gadis telah surut, dan sisanya penuh dengan kesenangan! Sekarang setelah dia dewasa, Wu Changle memiliki pacar yang kuat untuk mendukungnya! Hahaha...

    Xiang Dalang dengan naifnya mengangkat tangannya dan menggaruk rambutnya yang panjang acak-acakan, keganasannya lenyap seketika. “Nyonya, saya lapar.”

    Chang Le menepuk keningnya dan hampir lupa. Sarapan sudah siap tetapi dia belum makan. Permukaan lumpur dan es di depannya menghalangi pandangannya lalu meraih tangannya. Pria bodoh itu mengulurkan tangan besarnya untuk menghentikan gerakannya.

    "Ayo pergi makan. Setelah makan, masih banyak hal yang harus dilakukan!" Setelah

    keributan seperti itu, Changle sudah melupakan hal memalukan yang dia lakukan malam sebelumnya. Dia memegang tangan besar pria itu dan berjalan kembali ke rumah lumpur Dalam perjalanan, dia melihat ke arah Ketika serigala jahat besar itu dikelilingi oleh dua anjing, dia merasa cukup berani untuk melangkah maju dan menendangnya.

    “Xiang Lang, menurutmu akan ada serigala di gunung ini?”

    Pria itu menggaruk kepalanya lagi. “Aku tidak yakin, aku akan membangun pagar nanti,”