"Hiks, ngga mau chan! Jangan aku mohon jangan ngga, chan" lirih ku dan menggeleng kuat lalu haechan meludahi ku lagi
"Kalau begitu minta maaf, idiot" sinis haechan lalu menjambak rambut ku, dan melempar ku ke tembok, sehingga badan ku terhantar ke dinding dan itu sangat menyakitkan
"Hiks, bu-bukan aku yang salah chan" lirih ku berusaha menjelaskan, tapi hasilnya nihil
"minta maaf" tekan haechan dan kalian ini diiringi tangannya yang mengepal kuat
"Hiks, aku ba-bakal minta maaf, ta-tapi aku mau setelah ini kita ng-ngga ada hubungan lagi Lee" ucapku tegas tapi takut takut, dan mengubah panggilan ku menjadi marganya
"Kau mengancam ku, heh?" desis haechan, lalu mencekek ku kuat sehingga napasku tercekat
"Berani megancamku hah?! Ingat statusmu itu pembantu ku sialan kau! Cewek idiot! Siapa yang berani mengajarimu untuk mengancam ku hah?!"
"Hiks, ka-kamu jahat, sela-lu aja aku yang salah, padahal, bukan kaya begitu ceritanya, hiks, tapi ka-kamu ngga pernah percaya, hiks, sebenernya tunangan ka-kamu, itu sia-siapa?" tanya ku terbata bata pasalnya dia masih mencekik ku kuat
Haechan melepas cekikannya laku menggeleng dan menghela napas, lalu mengambil telepon rumah dan kupastikan mendial nomer Stefani
"Halo?" suara Stefani keluar dari sana dan haechan menjawab, "ini aku stef, haechan" jelas haechan dan dapat kudengar suara Stefani berteriak girang dari ujung sana
"Ehhhh!!! haechan~~~, ada apa ya chan~?"
"Ini aku sama yn, dia mau minta maaf sama kamu" ucap haechan dan dibalas oh ria sama Stefani
"Hmm, ngga usah deh chan, aku takut dia ngatain aku lagi~"
"Ngga akan, bentar stef, gue panggil dia dulu"
"Eh oke chan" setelah mendapat persetujuan dari Stefani, haechan membisukan teleponnya terlebih dahulu, dan menyuruh ku berjalan ke arahnya, dan aku menggeleng
"Ka-kaki ku sakit" ucapku lirih dan haechan memutar bola matanya
"Lemah banget lu an*ing" ucap haechan dengan kata kasarnya dan aku hanya menunduk menahan rasa sakit hatiku, lalu haechan berjalan ke arah ku
"AKHHH!!"
"DIAM!!"
Kalian bayangkan saja, haechan menarik rambut ku kuat, dan menyeret ku sambil memaksaku berdiri, walaupun aku tak bisa
Haechan terus menjambak ku jika aku sudah mulai lemas, dan otomatis aku berdiri walaupun untuk mengurangi rasa sakit di kepala ku, tetapi menahan beribu sakit di kaki ku
"Hi-hiks, sakit"
"Diam. Minta maaf yang bener, ngerti lu?!" ancam haechan dan aku hanya mengangguk lemah
Haechan menghidupi mikrofon nya lagi, dan terdengar suara Stefani dari ujung sana
"Yn?" tanya nya pura pura lembut dan aku juga membalasnya
"Eum, ada apa ya?" tanya Stefani berpura pura tidak tahu dan aku hanya diam sebentar
"Aku minta maaf mengatai mu jalang, walaupun aku tak sama sekali mengatai mu hal seperti itu" jelasku dan haechan langsung melotot ke arahku
"Eh?"
"Kamu memang ngatain aku ya yn!! Hikss!! Kalau ngga mau minta maaf yaudah!!!! AKU NGGA MAKSA KAMU!!" teriak Stefani kuat dari sana dan aku hanya diam lagi
"Apa kau punya bukti?" tanya ku tajam dan berusaha tegar walaupun haechan sudah mencengkram tangan ku kuat
"KASIH TELEPON NYA KE HAECHAN!!!"
Jangan lupa vote gaiss..