"STEF PLISS BUKAA AKU MOHON!!" teriak haechan lagi, tapi Stefani kekeuh tak membukanya
"Oke! Aku dobrak"
1
2
3
Ceklek!!
Haechan melotot lalu memeluk Stefani erat. Stefani sangat kacau. Mata gadis itu sudah sembab dan membengkak, tak hanya itu, haechan juga dapat melihat keadaan kamar yang kacau
"Hiks.. Hiks.. J-jahat!!" gumam Stefani dan haechan hanya mengelus elus punggung Stefani lembut
"Kita masuk duku ya?" tanya haechan lembut dengan mata teduhnya dan Stefani pun mengangguk
Haechan menutup pintu kamar Stefani, lalu menyuruh stefani duduk di atas kasur, dan haechan mengambil kotak p3k untuk mengobati luka di tangan Stefani
"Di-dia fitnah aku, hiks.. J-jelas jelas dia udah ngatain aku!" ucap Stefani lalu menahan bahu haechan
"Kamu percaya aku kan chan?" tanya Stefani penasaran dan haechan terdiam sebentar lalu dengan terpaksa mengangguk
"Ya stef, gue percaya, sekarang, lu tunggu disini, gue mau beresin kamar lu oke?"
"Gausah chan, biar bibi aja" ucap Stefani lalu menahan tangan haechan tetapi haechan hanya tersenyum lalu mengelus rambut wanita itu
"Gue aja stef, gue ngga suka ada orang lain pas gue lagi sama lu" ucap haechan dan pipi Stefani merona
"G-gombal"
"Hahaha, gitu aja pipi lu merah" tawa haechan membahana dan Stefani hanya memukul lengan haechan pelan
"Chan, sini deh" ucap Stefani lucu dan menyuruh haechan mendekat ke arahnya
"Kenapa hm?" tanya haechan lalu mendekatkan diri kepada Stefani
"Muka kamu sini deketan ihhh"
"Kenapa si stef?" tanya haechan heran lalu mendekatkan wajahnya kemuka Stefani hingga jarak nya sekitar 5 cm
"Kenapa si stef?" tanya haechan lagi dan kini Stefani dapat merasakan helaan nafas dari haechan
Stefani menggigit bibirnya gugup, lalu tak lama kemudian mendaratkan bibirnya ke bibir haechan
CUP!