Bab 10: Musuh di Tengah Kita

3 6 0
                                    

Kehidupan di Negeri Es tampak berjalan normal setelah serangan bayangan yang dipimpin oleh Nyx. Namun, di balik kedamaian yang rapuh itu, ancaman baru mulai berakar di antara para bangsawan, menyusup ke dalam lingkaran kepercayaan yang dulunya erat. Althea dan Kael berusaha memperkuat persatuan antara Kerajaan Sihir dan Kerajaan Es, tetapi ketidakpuasan mulai muncul.

Suatu sore, Althea dan Kael duduk bersama di perpustakaan kerajaan, dikelilingi oleh tumpukan buku tentang sejarah kedua kerajaan. Kael sedang membaca dengan serius ketika Althea memutuskan untuk memecah keheningan.

"Kael, aku tidak bisa menyingkirkan perasaan bahwa sesuatu yang lebih besar sedang terjadi," ucap Althea, melirik ke arah jendela yang menunjukkan pemandangan salju yang tak berujung. "Ada bisikan di antara para bangsawan yang tidak bisa aku abaikan."

Kael menutup bukunya dan menatap Althea. "Apa yang kau maksud dengan bisikan? Jika ini tentang pertemuan dengan dewan minggu lalu, mereka hanya khawatir tentang keamanan kerajaan."

"Tapi ini lebih dari itu. Beberapa di antara mereka tampaknya tidak senang dengan persatuan kita. Sepertinya mereka ingin menggulingkan keputusan yang diambil oleh raja dan ratu sebelumnya," kata Althea, suaranya semakin bergetar.

Kael mengerutkan dahi. "Kau yakin? Seharusnya mereka menyadari bahwa kita berdua dibutuhkan untuk melawan ancaman dari luar."

"Semua orang tidak berpikir sama, Kael. Beberapa dari mereka masih berpegang pada tradisi lama, menginginkan pemisahan antara sihir dan es. Aku mendengar sekelompok bangsawan berkumpul di malam hari, membicarakan sesuatu yang mencurigakan," jelas Althea.

Kael menatapnya dengan serius. "Kita perlu menyelidikinya. Jika ada pengkhianat di dalam istana, kita harus menemukan mereka sebelum terlambat."

Di tengah rencana mereka, pintu perpustakaan terbuka dan Calian masuk dengan wajah cemas. "Kakak, Putri Althea! Kalian perlu datang ke ruang dewan sekarang. Ada sesuatu yang terjadi!"

"Apa yang terjadi?" tanya Althea, merasa cemas.

"Dengar, salah satu pengawal melaporkan bahwa mereka mendengar suara-suara di dekat ruang penyimpanan rahasia. Mereka mengira ada sesuatu yang mencurigakan," jawab Calian cepat.

Mereka bertiga segera bergegas menuju ruang dewan. Setibanya di sana, mereka menemukan beberapa bangsawan berkumpul dengan wajah khawatir. Raja Arcturus sedang berdiri di depan mereka, ekspresinya serius.

"Aku telah menerima laporan bahwa ada potensi ancaman dari dalam kerajaan kita," ucap Raja Arcturus, suaranya tegas. "Seorang pengkhianat telah menyusup ke dalam istana, dan kami harus bersiap menghadapi segala kemungkinan."

Kael berdiri dengan percaya diri. "Kami sudah menduga bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Kami perlu menyelidiki siapa yang bertanggung jawab dan menghentikan rencana mereka."

"Ya, kami tidak bisa membiarkan pengkhianat ini bersembunyi di antara kita," tambah Althea. "Jika kita tidak mengambil tindakan sekarang, kita bisa kehilangan semua yang telah kita bangun."

Seorang bangsawan tua bernama Lord Victor, yang dikenal sangat berpengaruh, menentang. "Tapi bagaimana kita bisa yakin siapa pengkhianatnya? Kita tidak bisa menghukum orang tanpa bukti yang cukup."

"Bukti yang cukup akan datang, Lord Victor. Kita harus bekerja sama untuk menemukan siapa di antara kita yang memiliki niat buruk," jawab Kael tegas.

Lord Victor menyilangkan tangan dan menatap Kael. "Kau tampaknya sangat bersemangat untuk memimpin penyelidikan ini. Apakah kau tidak merasa hal itu berisiko bagi posisi kerajaan?"

Kael tidak tergoyahkan. "Kami melakukan ini demi keamanan kerajaan. Jika ada pengkhianat, mereka tidak akan berhenti sampai mereka merusak segalanya."

Raja Arcturus mengangguk. "Kael benar. Kami tidak memiliki pilihan lain. Kami perlu membentuk tim untuk menyelidiki dan mengawasi para bangsawan. Althea, aku ingin kau bergabung dengan tim ini."

The Winterspell: Putri Kerajaan Sihir Agung dan Pangeran Negeri EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang