Eizen kembali ke UA, tetapi kini hatinya lebih tenang. Setelah menyelesaikan sebagian besar kekacauan di kekaisaran, ia merasa memiliki pijakan yang lebih kuat. Meski begitu, ia tidak bisa menyangkal bahwa rasa bersalah masih ada—terutama pada Kai, yang harus menanggung beban lebih dari seharusnya.
Ketika Eizen kembali ke sekolah, tidak ada seorang pun yang curiga terhadap keberadaannya selama beberapa hari terakhir. UA penuh dengan aktivitas seperti biasa, dengan para siswa sibuk mempersiapkan berbagai ujian dan latihan. Eizen berhasil menyesuaikan diri kembali, meskipun ada satu orang yang terus mengawasinya lebih dekat dari biasanya—Todoroki.
Todoroki tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih dalam pada Eizen. Kalung putih yang selalu tersembunyi di balik seragam, tatapan mata oranye yang tenang, dan sikap Eizen yang tampaknya selalu memiliki rencana. Semua itu membuat Todoroki merasa ada lebih banyak cerita di balik sahabat barunya.
Beberapa minggu setelah kepulangan Eizen, UA mengadakan misi lapangan yang melibatkan siswa Kelas 1-A bekerja sama dengan agensi pahlawan. Eizen, Todoroki, dan Midoriya ditempatkan di sebuah distrik yang relatif tenang. Namun, saat tengah dalam misi patroli, mereka tiba-tiba dikejutkan oleh serangan penjahat kelas A yang sedang melarikan diri.
Pertempuran terjadi dengan cepat. Todoroki dan Midoriya berusaha melindungi warga sipil sambil melawan penjahat tersebut, sementara Eizen tetap di belakang, mengamati situasi. Penjahat itu sangat kuat, dan dalam sekejap, Todoroki terlempar ke dinding oleh ledakan besar.
"Eizen!" Midoriya berteriak. "Kita butuh bantuanmu!"
Eizen maju dengan tenang, dan tanpa disadari oleh yang lain, ia memanfaatkan quirk Life and Death miliknya. Dalam sekejap, penjahat itu merasakan gelombang ketakutan, tubuhnya terasa lemah dan tak berdaya. Eizen membuatnya berlutut, seolah-olah kehidupannya diambil sejenak.
Namun, Todoroki yang terlempar kembali berdiri dan menyaksikan momen itu. Mata oranye Eizen tampak bersinar dengan intensitas yang tidak biasa. Meski Todoroki tidak melihat sepenuhnya, dia tahu ada sesuatu yang lebih dari sekadar kekuatan pahlawan biasa di balik tindakan Eizen.
Penjahat itu dengan cepat ditangkap oleh pahlawan profesional yang tiba, tetapi di pikiran Todoroki, pertanyaan terus muncul. Setelah misi selesai dan mereka kembali ke UA, Todoroki mendekati Eizen di atap sekolah.
"Eizen," panggil Todoroki, suaranya rendah tapi tegas. "Apa yang sebenarnya terjadi tadi? Quirk-mu... aku belum pernah melihat yang seperti itu."
Eizen terdiam, punggungnya menghadap Todoroki, menatap langit malam yang penuh bintang. "Todoroki," katanya perlahan, "kau sudah tahu sejak lama, kan? Bahwa aku bukan hanya sekadar siswa biasa."
Todoroki tidak langsung menjawab, tetapi dia tidak menyangkal kebenaran itu. "Ya, aku tahu kau berbeda. Tapi aku tidak mengerti semuanya."
Dengan napas dalam, Eizen akhirnya membuka sedikit rahasianya. "Aku adalah pewaris takhta Kekaisaran Jepang. Dan quirk-ku, 'Life and Death,' adalah rahasia besar yang harus aku simpan. Semua orang di sekitarku harus tidak mengingat quirk 'Death'-ku ini. Itu bagian dari beban yang aku pikul sebagai seorang pangeran."
Todoroki terkejut, tapi tidak sepenuhnya terkejut. "Jadi, kau menyembunyikan semua ini... termasuk dariku?"
Eizen menunduk, senyum getir menghiasi wajahnya. "Aku tidak punya pilihan. Hidupku sebagai pahlawan di UA adalah pelarianku dari takdir yang sudah ditetapkan. Tapi aku sadar sekarang... aku tidak bisa melarikan diri lagi."
Todoroki berdiri diam, merenungkan kata-kata Eizen. Ada rasa simpati yang muncul, meskipun masih banyak pertanyaan di benaknya. "Aku tidak tahu seberapa besar beban yang kau pikul, Eizen. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku di sini. Kita teman."
Eizen mengangkat kepalanya, mata oranyenya menatap Todoroki dengan rasa terima kasih yang mendalam. "Terima kasih, Shoto. Mungkin suatu hari, aku akan menceritakan semuanya."
Minggu-minggu berlalu setelah pengakuan Eizen kepada Todoroki, dan tekanan di UA semakin meningkat. Ujian-ujian semakin sulit, dan ancaman dari para penjahat juga semakin besar. Meskipun begitu, Eizen terus berusaha menjalani kedua kehidupannya—sebagai siswa UA yang bercita-cita menjadi pahlawan dan sebagai pangeran kekaisaran yang harus melindungi rakyatnya.
Kai tetap menjaga istana, meskipun kekacauan politik belum sepenuhnya mereda. Eizen tahu bahwa waktunya semakin terbatas. Dia harus segera mengambil langkah besar—baik sebagai pahlawan maupun sebagai kaisar. Namun, dia juga tahu bahwa dia tidak bisa melakukannya sendiri.
Di UA, hanya Todoroki yang mengetahui rahasianya, dan Eizen terus mempercayainya. Midoriya, Bakugo, dan teman-teman lainnya mungkin belum siap untuk kebenaran yang lebih besar. Tapi pada akhirnya, Eizen sadar bahwa suatu hari nanti, mereka semua akan tahu siapa dia sebenarnya.
Dan ketika hari itu tiba, dia akan siap menghadapi takdirnya—sebagai pahlawan dan sebagai kaisar.
Ini gajelas, oke?
Revisi nanti sama sei
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE [BNHA]
Fanfiction"Saya aslinya itu dua orang." Hanya tentang seorang pangeran mahkota yang mengubah dirinya agar bisa hidup normal. Dan itu tidak akan pernah terjadi. Dan ini adalah kisah perjalanan seorang pangeran mahkota yang akan menjadi seorang kaisar. *** _BOK...