"Izinkan aku menciummu."
Krittin meminta dengan nada pelan dan raut wajah penuh permohonan. Tatapan matanya tak bergeser sedikit pun dari wajah Pavel yang semakin memerah sambil meremas kuat ujung baju yang di pakainya untuk menghilangkan rasa gugup.
"Hanya sekali ini saja, aku ingin mengetahui, apakah kau masih merasakan perasaan yang sama," sambungnya memiringkan kepala dan langsung menempelkan bibirnya ke bibir Pavel yang bahkan langsung memejam.
Krittin mengelus pipi Pavel dengan lembut, tanpa di sadari jika omega itu sudah melingkarkan kedua tangannya ke leher Krittin yang masih melumat lembut bibirnya, hingga ciuman mereka berakhir. Krittin mengusap bibir merah Pavel, kembali mengelus wajahnya dan mengusap rambutnya.
"Terima kasih, Pew. Karena sudah mengizinkanku untuk menciummu," bisik Krittin dengan suara serak sambil berusaha mengatur napasnya yang sedikit memburu.
Sedang Pavel sudah tak bisa berucap lagi, bahkan tangannya masih mencengkram baju kemeja Krittin dan membuat dua kancing dari atas terlepas begitu saja tanpa di segaja, hingga menampakkan dada bidan sang Alpha.
"Dan, maaf, " sambung Krittin pelan, kembali menatap wajah Pavel.
"Untuk apa?" tanya Pavel balas menatap wajah Krittin dengan tatapan sendu.
"Karena aku masih menginginkannya," balas krittin yang kembali melumat bibir Pavel, bahkan sebelum Pavel menjawabnya.
Hanya bisa pasrah sambil menerima sentuhan-sentuhan yang di berikan oleh Krittin padanya, sentuhan yang jujur membuatnya terhanyut dan melupakan semuanya, sentuhan yang tidak pernah ia dapatkan selama ini, hingga akhirnya ia tersadar dengan napas yang sudah menipis, sebab Krittin tidak memberikannya ruang untuk menghirup oksigen saat pria Alpha itu mulai menggigit kedua bela bibirnya secara bergantian, dengan indera perasanya yang mulai menerobos masuk, menari di dalam rongga mulut hingga mengeluarkan desahan kecil yang membuat Krittin semakin gencar bermain di dalam sana. Semakin menekan tengkuk lehernya untuk memperdalam ciuman mereka, menikmati sensasi-sensasi yang membuat mereka mulai lupa akan kesepakatan yang pernah mereka ucapkan untuk saling menjauhi dan saling melupakan, sebab reaksi tubuh mereka berkata lain, perasaan mereka seolah menolak untuk saling melupakan.
"T-Tin ...."
Pavel menepuk-nepuk punggung Krittin saat napasnya mulai menipis, bahkan ia merasa akan pingsan jika saja terus membiarkan Krittin menguasai bibirnya, hingga membuat pria Alpha itu sadar jika Pavel butuh oksigen.
"Maaf, aku tidak bisa mengontrol diriku," ucap Krittin dengan suara beratnya sambil menundukkan kepala seraya mencengkram rambutnya kuat, ketika merasa sudah tak kuat lagi menghirup aroma manis dari Pheromone Pavel.
"Aku harus masuk sekarang," balas Pavel yang langsung keluar dari mobil tersebut.
"Pew," panggil Krittin sebelum Pavel melangkah pergi meninggalkannya.
"Ada apa, Tin?"
"Apa kau marah padaku?" tanya Krittin mulai khawatir, terlebih saat Pavel hanya diam saja tak menjawabnya, "maaf, aku benar-benar tidak bisa mengontrolnya, maafkan aku," sambungnya terlihat menyesal.
"Aku mengerti. Pulanglah," jawab Pavel tersenyum sebelum melangkah pergi.
"Shit!"
Krittin menghantam roda kemudinya dengan keras, mencengkram rambutnya kuat, sebelum menyenderkan kepalanya di jok mobil.
"Seharusnya kau bisa mengontrol dirimu, dasar bodoh. Kau bahkan membuatnya hampir kehabisan napas, Tin. Dan lihatlah, apa yang sudah kau lakukan. Dasar bodoh," umpat Krittin yang terus sibuk memaki dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK HOLE
AksiMenerima perjodohan hanya untuk balas dendam. Itulah yang di lakukan Krittin Shaqille kepada sang istri Pavel Carden, Omega yang ia nikahi lima tahun lalu. Istri yang tidak pernah ia sentuh bahkan sangat ia benci.