SEVEN [ 7 ]

368 21 0
                                    

jeno langsung memberikan nomor yang menelponnya kemarin kepada wendy agar dilacak, wendy terus fokus menatap laptop nya.

wendy menghela nafas frustasi tatkala nomor yang diberikan jeno tak bisa ia lacak "jen, na, kakak benar-benar minta maaf karena nomor ini tidak bisa di lacak." ucap wendy kecewa.

"hah, yang bener kak? bukannya kakak bisa lacak nomor orang dengan mudah?" tanya jaemin tidak percaya.

"ada kemungkinan nomor udah diganti, sumpah kakak hampir gila ngelacak nomor yang ini!" wendy menatap laptopnya dengan kecewa.

"yaudah, aku kabarin bubu dulu ya kak." jeno bangkit dari duduknya dan pergi keluar ruangan tersebut.

TELEPON.

"bubu" jeno mengeluarkan suaranya dengan lirih.

"iya nak, ada apa? disini bubu sama papa lagi buka paket dari orang yang ngga dikenal."

"kamu tau siapa?" tanya taeyong.

"aku ga tau bubu.."

"aku nelpon bubu karena ada yang mau aku ceritakan."

"ada apa? mark udah ketemu ya?!!" terdengar dari seberang sana suara taeyong bertanya antusias.

"nomor itu ngga bisa dilacak bubu.. aku minta maaf karena sampai saat ini belum bisa nemuin abang." suara jeno bergetar menahan tangis.

"NOOO!! kamu itu justru anak bubu yang paling penurut, kamu ngga boleh ngomong seperti itu!!"

"bubu sama papa udah lapor polisi kok! oh ya, kamu udah makan siang belum?"

"aku nanti makan kok, ini lagi di restoran kak wendy"

"ohh, yaudah kalau gi--"

"SAYANG!! LIAT KESINI ISI KOTAK PAKETNYA!!"

"eh jeno, bubu tutup dulu ya? dadah." pamit taeyong dan langsung mematikan sambungan mereka.

tut....

jeno menyerngitkan dahinya. ada apa dengan isi paket misterius itu sampai-sampai papanya berteriak memanggil bubunya?

"jeno.." jaemin menepuk pundak jeno, membuat sang empu terlonjak kaget dan reflek memukul tangan jaemin yang seenaknya membuat dirinya terkejut.

Plak!

"heh! ngagetin aja kamu, untung hpnya ngga aku lempar ke muka kamu."

"aduh! sakit tau." ujar jaemin kesakitan dan hanya di bales cengiran oleh jeno.

"hehe, maaf.."

"kamu makan dulu yuk? sekarang udah waktu makan siang." ucap jaemin mengabaikan permintaan maaf jeno.

"ekhem! ini masih siang tapi kok bisa banyak nyamuk ya?" ucap wendy lalu memperagakan seseorang yang lagi mengusir nyamuk yang berkeliaran.

jaemin tersenyum remeh "jomblo ya dek? kasian." lalu pergi bersama jeno dan meninggalkan wendy yang tercengang.

"dih?!"

☆☆☆

jaehyun dan taeyong kini masih mencoba membuka paket dari 'SHCN' itu yang ternyata isinya adalah satu surat yang memberitahu bahwa mark baik-baik saja, SHCN itu juga menyuruh mereka agar tidak khawatir dengan keadaan mark.

orang itu juga mengasih alamatnya tetapi alamat tersebut berada kota terpencil dan hanya sedikit orang yang tau kota tersebut.

mereka berdua berniat untuk ke alamat yang dikirim nanti sore, karena saat ini mereka akan mengasih tau kejadian ini kepada polisi.

jaehyun langsung menjelaskan kronologi mark yang hilang yang berawal dari haechan mengajak mark berjalan-jalan.

jaehyun juga memberikan paket yang berisi surat itu agar polisi gampang mencari jejek haechan dan mark.

"jae, semoga setelah ini kita bisa menemukan mark ya?"

"hm, semoga saja" taeyong tersenyum mengangguk

setelah beberapa jam di kantor polisi, taeyong kini pergi ke toko boneka terlebih dahulu. ia membelikan boneka harimau dan singa yang merupakan boneka impian mark sedari kecil.

taeyong yakin jika yang mengirim paket itu mark atau haechan dan menggunakan nama samaran agar tidak diketahui oleh sang penculik jika mereka mengirim paket diam-diam.

jaehyun sekarang sedang mengemasi semua yang sudah dibeli oleh taeyong dan meletakkannya di bagasi mobil mereka.

ya, sekarang sudah pukul 14.36 dan mereka berdua sudah berangkat dengan perasaan campur aduk.

jaehyun membuka bicara "sayang, kamu yakin kalau yang ngirim itu mereka? kamu juga yakin kalau mereka itu diculik? aku kok ragu gitu ya.."

"eum!! aku yakin banget jae, haechan sama mark itu diculik! ga mungkin dong kalau salah satu dari mereka menculik sahabatnya sendiri. kamu kan tau kalau mereka udah dekat dari kecil?" ucap taeyong sedih.

"yaudah deh, kita berangkat."

☆☆☆

"akhirnya gue bisa pulang dari sini!" ucap mark semangat

haechan yang melihat terkekeh dan mencubit sedikit pipi tembam milik mark namun langsung di tepis "jangan dicubit, itu sakit rasanya"

"ya habis lo lucu banget, pengen rasanya gue.."

"YAK!! lo lupa apa gim--"

"lo itu straight, gue ingat kok. tapi, gue yakin pada suatu hari nanti lo bakal belok dan suka sama gue." ucap haechan penuh dengan ambisiusnya.

"ga akan! udah lah chan, kita itu ngga bisa bersama!!"

"oh masa?" jawab haechan meremehkan sambil menghampiri mark namun pria manis itu malah mundur sampai tidak bisa lagi karena sudah menempel dengan tembok.

"l-lo mau ngapain bangsat?! mundur ga lo!"

Dep!

tangan kiri mark tiba-tiba berada di sebelah kepala mark dan haechan mendekatkan wajahnya ke telinga mark lalu berbisik "huh, mark jung.."

Kriett...

tiba-tiba ada perawat rumah sakit yang masuk ke kamar mark dan melihat adegan seperti ciuman, sebenarnya bukan karena muka haechan dan mark hanya sangat dekat dan seperti orang lagi berciuman.

perawat itu langsung menutup pintu dan meminta maaf atas gangguannya, ia keluar dengan senyum sumringah. tidak lupa ia juga memfoto momen yang tidak terlupakan.

"ck, ganggu." haechan langsung melepaskan tangannya dari tembok sebelah kiri mark, mark menghela nafas lega.

"pulang yuk." ajak haechan dan menggandeng tangan mark dengan erat lalu mengurus administrasi.

☆☆☆

TBC.

SELAMAT MENIKMATI

TAYANG : 2 OKTOBER 2024

OBSES WITH M?  [ DONGMARK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang