TWELVE [ 12 ] END.

200 13 3
                                    

keesokan harinya mark benar-benar sedih ketika kedua kesayangannya sudah dimakamkan di pagi hari tadi, dan tentang abangnya kini sedang menjalani koma.

mark sedang berada dikamarnya, ia masih sangat sedih namun tak bisa lagi menangis dan selera makannya juga menurun. ia mengurung diri dikamar dan tidak boleh ada orang yang masuk ke kamarnya bahkan haechan sekalipun.

anak kecil kemarin? Ah-- anak itu sudah tertidur di kamar miliknya sendiri yang sudah di siapkan oleh haechan.

haechan pasrah dan menuruti perkataan mark. jujur saja, ia sekarang sedikit menyesal karena sudah membunuh kedua orang tua mark.

Tok.. Tok.. Tok..

"makeu.. keluar ya? kamu harus makan, dari tadi pagi kamu belum mengisi perutmu."

"kalau kamu lapar makan sendiri aja, aku masih mau disini. tolong jangan ganggu aku." ucap mark sembari melamun di depan jendela kamarnya yang baru dibuat beberapa bulan yang lalu.

"huft.."

"oke, kalau gitu berarti kamu mau orang tuamu sedih melihat anaknya yang terlalu larut dalam kesedihan.."

setelah mengatakan itu, haechan mendengar suara pecahan kaca dari dalam kamar mark.

"mark?" panggil haechan namun mark tidak menjawab panggilannya, tetapi di bawah pintu ia mendapatkan serpihan kaca yang sudah pecah. haechan panik dan khawatir segera mendobrak pintu kamar itu, tidak peduli jika rusak karena nanti juga bisa di perbaiki.

"MARK JUNG!!" haechan berlari ke arah mark dan meletakkan kepala mark ke pahanya.

"Hey, bangun mark. pak segera siapkan mobil!!" teriak haechan dengan suara yang gemetar panik.

"E-eh siap tuan!"







di dalam mobil, haechan tidak henti-hentinya memanggil nama mark dengan suara menahan tangis. ia sangat takut jika ditinggalkan oleh mark jung ini.

begitu sampai dirumah sakit haechan langsung bergegas memanggil suster dengan suara beratnya sampai anak kecil yang berada di sekitaran sana menangis ketakutan.

setelah mark dibawa oleh dokter dan suster, haechan tiba-tiba didatangi oleh beberapa ibu-ibu dan anak mereka yang menangis yang disebabkan oleh teriakan haechan tadi.

BRUK!

"aghh! ada apa ya bu? kok tiba-tiba mukul badan saya? tolong yang sopan dong bu." ucap haechan berusaha sabar.

"HEII, GARA-GARA SUARA KAMU YANG MIRIP SUAMI SAYA, ANAK SAYA YANG TADINYA ANTENG TIBA-TIBA MENANGIS. DASAR ANAK JAMAN SEKARANG GA PUNYA ETIKA YANG BAGUS!!" ucap salah satu dari ibu-ibu tersebut.

"betul!!" sorak ibu-ibu yang lain, membenarkan perkataan ibu yang berbicara tadi.

"duh, saya minta maaf bu. nanti sebagai gantinya saya akan membayar semua biaya pengobatan anak ibu, gimana?" haechan meminta maaf dan menawarkan sedikit keuntungan untuk ibu-ibu rempong ini.

"oke! kita tunggu bukti ucapan kamu."

"iya bu, bahkan sampai anak ibu sembuh. saya akan tetap membayar biaya rumah sakit serta obat-obatannya, ini ambil kartu saya jika kurang atau habis nanti hubungi saya dengan nomor yang ada disini." ucap haechan sembari memberikan kartu pengenalnya.

ibu-ibu tadi pun pergi meninggalkan haechan yang menampilkan raut wajah gelisah, takut jika mark nekat bunuh diri, sebab ia melihat kaca yang sudah pecah berserakan di bawah kolong kasur.

mengapa haechan bisa tahu? karena haechan sempat mengincak serpihan kaca itu sehingga kakinya masih berdarah dan belum di obati.

sakit? tentu saja, tetapi rasa sakit itu tertutupi oleh kekhawatiran haechan yang disebabkan dengan mark yang jatuh pingsan.

OBSES WITH M?  [ DONGMARK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang