Menunggu Kehadiran Si Kembar

5 0 0
                                    


▪︎▪︎▪︎▪︎
Tatapan penuh harap tak lepas dari wajahku saat menunggu Ummi dan Abi tiba. Hari ini adalah hari yang sangat istimewa aku tidak sabar menunggu kedatangan adik kembarku. Bayangan wajah mereka yang lucu membuat hatiku berdebar-debar. Di sela-sela menanti, aku teringat bahwa aku perlu membeli wortel untuk memberi makan kelinciku.

Aku segera pamit pada Kak Nayla yang sedang duduk di ruang tamu. "Kak Nayla, aku pergi dulu ya, beli wortel buat kelinci," ujarku sambil menyandang tas kecil. Kak Nayla hanya mengangguk setuju tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Setelah berpamitan, aku segera bersiap-siap. Aku mengenakan kerudung dan mengambil sepeda kesayanganku, yang ku sebut Pinky karena warnanya yang merah muda cerah. Sepeda ini sudah menjadi teman setiaku sejak kecil. Dengan semangat yang membara, aku mulai mengayuh sepeda menuju warung sayur yang jaraknya cukup jauh, sekitar 2 kilometer dari rumah. Pagi itu udara segar menyapa kulitku, dan suasana sekitar begitu tenang waktu yang tepat untuk sedikit menyegarkan pikiran.

Sesaat sebelum sampai di warung sayur, tiba-tiba suara klakson mobil yang nyaring mengagetkanku. "Tiiitttt!" Aku segera menoleh dan terkejut melihat mobil Abi dan Ummi melintas. Refleks, aku melambaikan tangan sambil tersenyum lebar. "Abi! Ummi!" sapaku penuh antusias. Mereka membalas senyumku dengan hangat dari dalam mobil. Hati kecilku semakin berbunga-bunga. Aku tahu bahwa hari ini semakin mendekati momen penting dalam hidupku kehadiran dua malaikat kecil yang akan menambah kebahagiaan keluarga kami.

Tanpa menunggu lama, aku tiba di warung sayur. "Bu, beli wortelnya ya, dua ribu saja," kataku sambil menyerahkan uang yang sudah kusiapkan. Penjual sayur itu tersenyum ramah dan segera membungkus wortel yang kuminta.


Setelah membayar, aku langsung mengayuh sepeda pulang dengan penuh semangat. Rasanya tak sabar ingin segera sampai di rumah dan melihat adik kembarku yang sebentar lagi akan datang. Sepanjang perjalanan, pikiranku dipenuhi bayangan wajah mungil mereka. Aku membayangkan bagaimana rasanya bisa menggendong mereka, merawat mereka, dan melihat mereka tumbuh besar.

Hari ini, keluarga kecil kami akan bertambah anggota baru, dan aku tahu, hidupku akan berubah selamanya.

ANTARA CINTA DAN IMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang