Ketika aku duduk di kelas 5 SD, aku bersekolah di SDIT An-Nur. Sekolahku selesai sore hari, dan kami selalu sholat serta berdzikir bersama-sama. Baik sholat dzuhur, ashar, maupun sholat-sholat lainnya, kami lakukan dengan berjamaah. Namun, ada satu hal yang mulai menggangguku. Saat sholat, terutama saat dzuhur dan ashar, aku merasa seperti kentut dan batal wudhu, tapi di saat yang sama, aku juga merasa tidak kentut. Perasaan ini terus berulang setiap kali aku sholat.
Setelah pulang sekolah, aku langsung mengganti sholatku di rumah. Ummi heran melihatku terus mengulang sholat dan bertanya apa yang terjadi. Aku menceritakan bahwa setiap kali sholat, aku merasa seperti kentut, tetapi di saat yang sama aku merasa tidak kentut juga. Hal ini terjadi terus-menerus, sampai baju sekolahku basah karena seringnya aku bolak-balik berwudhu.
Melihat keadaanku yang seperti itu, Ummi akhirnya berbicara padaku. Ia berkata bahwa apa yang aku alami adalah gangguan dari setan, yang ingin membuatku merasa ragu dan gelisah saat sholat. Ummi menasihatiku agar tidak ragu, karena perasaan ragu adalah sesuatu yang disukai oleh setan.
Sejak saat itu, aku mencoba untuk tidak ragu lagi saat sholat, terutama dalam hal merasa batal wudhu. Perlahan-lahan, aku mulai terbiasa dan rasa ragu itu pun hilang dengan sendirinya. Aku bisa kembali sholat dengan tenang tanpa dihantui perasaan tidak nyaman lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA CINTA DAN IMAN
Fiksi RemajaFOLLOW SEBELUM MEMBACA GENRE REMAJA NONFIKSI ••• Sebagai anak kedua dari lima bersaudara, hidup Aisyah selalu dipenuhi prinsip kuat. Ia dikenal sebagai gadis yang teguh memegang nilai agama dan menolak hubungan asmara yang dianggapnya berbahaya bag...