𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐...
𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗, 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝚖𝚊𝚔𝚕𝚞𝚖...!!!___________________________________________
Malam harinya ketika Tuan Jeon sudah kembali, tampak mereka tengah menikmati makan malam dengan khidmad nya.
Suara pun hening selama menikmati berbagai makanan yang di hidangkan. Sekiranya hampir 30 menit berlalu, makan malam pun kunjung selesai.
Semua nampak memulai obrolan ringan. Nyonya Kim dan Nyonya Jeon nampak semakin lebih akrab ketika dua Ibu lanjut usia kini di satukan dalam obrolan entah membahas tentang apa. Setelah deheman dari pria matang menggema, kian senyap pun tercipta di sana.
Valiant menatap sang Mommy penuh pengharapan juga doa terlampirkan, anggukan pun senyuman kecil turut Ye Ji berikan sebagai penguat akan niatnya. Hingga mata itu beralih pada obsidian jelaga milik sang pujaan menjadi tujuan akhir dimana kini tengah ia perjuangkan. Jungkook balas anggukan juga senyuman tulus tak kalah ringan selayaknya pengucapan. Pada akhirnya membawa Valiant turut menarik nafasnya dalam-dalam sebagai pengawal akan kalimat yang terucap kemudian.
"Mohon maaf sebelumnya Tuan Jeon!" selayaknya seseorang yang terpanggil, sosok pemilik marga pun menengok. Menampilkan wajah tenang, tak berniat membalas, sekiranya memberikan ruang dan waktu untuk yang lebih muda meneruskan lagi ucapannya.
"Saya ingin memperkenalkan diri sebelumnya. Saya Valiant Kim, kekasih putra Anda, Jeon Jungkook. Tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun, saya meminta izin untuk membawa putra Anda tinggal bersama saya di Hawaii. Sekiranya niat saya ini terlalu mendadak, tapi saya sudah mempersiapkan ini jauh-jauh hari. Hanya menunggu kiranya anda memberi restu pada kami untuk tinggal. Pun saya minta maaf jika pada saat meminta Jungkook menjadi kekasih saya tak lebih dulu meminta izin kepada kalian. Semoga sejauh apa yang saya sampaikan, kiranya dapat Anda terima sebagai bentuk ketulusan saya!" untuk sepersekian detik semuanya terdiam. Menunggu dalam was was bagaimana sang Tuan memberikan responnya.
Jungkook pun turut berdebar, bagaimana kini sang Ayah, Jeon Minho, menampilkan raut wajah yang tidak satu pun dari mereka mampu mencerna.
"Valiant?" yang lebih muda kini pun semakin menajamkan pendengaran. Juga pandangan yang menatap memohon masih terpatri apik di sana. Namun ketika tangan dingin yang tak lebih dingin dari tangan miliknya turut merayap, Valiant sedikit tenang.
"Paman menghargai niatanmu kali ini. Juga bagaimana keberanianmu datang dan meminta izin secara langsung sudah dapat menjelaskan seberapa besar pintamu kepada putra saya. Dan dengan Nyonya Kim yang berkenan turut hadir di tengah keluarga sederhana kami ini. Sungguh menjadi kehormatan tersendiri!" Minho menjeda ucapannya.
"Nak Valiant, sebelumnya kamu bisa tau, pun bisa melihat sendiri bagimana beradanya keluarga kami. Jika di bandingkan dengan sohornya keluarga Kim, kiranya saya tidak ada setengahnya. Namun jika bahagia Nak Valiant juga bahagia putra semata wayang saya melekat pada kata bersama, mungkin hanya restu yang sanggup kami berikan!" Minho masih berucap tenang. Melihat dengan jelas bagaimana binar bahagia yang terpancar dari sorot mata pemuda di depannya kini, sudah menjadi pembukti jika ketulusan memang adanya.
"Terima kasih sebelumnya Tuan dan Nyonya Jeon. Saya tidak menjanjikan apapun, namun jika kelak setetes air mata kesedihan dari mata indah itu adalah ulah saya, Anda orang pertama yang saya izinkan untuk melayangkan hukuman!" serius Valiant.
Minho tersenyum, salut sekali bagaimana kedewasaan yang begitu jelas tergambar dari pemuda di depannya ini. "Saya tidak menantikan hal itu, namum jika kelak benar terjadi, akan saya tagih sebagai pertanggung jawaban darimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐘𝐎𝐔 (𝑻𝒂𝒆𝑲𝒐𝒐𝒌/𝑽𝑲𝒐𝒐𝒌)
Random"jika tidak bersamamu, maka tidak bersama siapapun" Kth. Itulah yang Taehyung sering gumamkan ketika penyesalan mulai menyelimuti.