Bab 1

127 72 9
                                    

[ASA, 15 tahun]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ASA, 15 tahun]

Perhatian. Para kadet diharapkan berkumpul 10 menit lagi di ruang evaluasi. Diulangi. Perhatian. Para kadet diharapkan berkumpul 10 menit lagi di ruang evaluasi.

Suara robot perempuan bergema bersamaan lampu dinding yang ikut berkedip. Ruangan kecil seukuran 3x2 meter itu seolah menyala, dihiasi warna merah darah. Seorang gadis berumur 15 tahun berdiri di hadapan cermin yang menempel di dinding.

Asa—nama gadis itu—menarik napas panjang sebelum menghembuskannya perlahan. Bola mata dengan iris abu-abu miliknya menatap tajam dari balik cermin. Ia menyisir rambut hitam sebahunya dengan jemari tangan, lalu mengikatnya. "Semoga hari ini ada kemajuan," gumamnya.

Anak-anak lain tampak sudah berbaris rapi di depan ruangan evaluasi. Mereka semua mengenakan pakaian yang seragam; baju berwarna hitam berlengan panjang. Dilengkapi celana longgar serta sepatu dengan warna senada. Pada bagian punggung terdapat cetakan nomor seri yang sesuai dengan masing-masing individu. Di bagian dada kiri terdapat lambang 2 rantai DNA yang dilingkari oleh tulisan 'Akademi Crome'.

Di depan pintu terdapat robot perempuan yang memegang layar transparan di tangan kiri. Sementara tangannya yang lain sibuk mencoret-coret di atas layar tersebut. Ia dikenal sebagai RX005, sebagaimana tertulis di punggungnya. Namun ia lebih sering dipanggil dengan nama Ester. Mungkin pemberian nama ditujukan agar ia tampak lebih manusiawi. Sayangnya itu jelas tak berhasil. Mengingat betapa banyak klon dirinya, dan suaranya yang sering menghantui mereka.

Meskipun ia tahu mereka dibesarkan oleh robot-robot ini, Asa masih tak terbiasa. Rasanya seolah berhadapan dengan monster yang memakai topeng wajah manusia, tak memiliki empati dan perasaan. Tak peduli robot dirancang semirip mungkin dengan manusia, tetap saja rasanya ada yang mengganjal.

'Aku ingin cepat lulus dan diadopsi,' pikir Asa dalam benaknya. 'Sayangnya hal itu tak akan terjadi bila kekuatanku tak kunjung bangkit.'

Anak-anak di Akademi Crome merupakan anak-anak spesial. DNA mereka dirancang secara khusus agar terjadi mutasi yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan super. Mereka dibesarkan dan dididik untuk menjadi Crome Soldier—panggilan untuk para pahlawan super. Saat berusia 17 tahun, para kadet (murid akademi) akan lulus dan dapat diadopsi oleh penduduk Kota Atlans.

Saat berusia dibawah 5 tahun, mereka diasuh oleh robot-robot pengasuh di area Delta. Barulah setelah itu, mereka dipindahkan ke area Beta, tempat dimana mereka akan dilatih sampai kekuatan mereka muncul. Anak-anak yang telah membangkitkan kekuatannya akan dipindahkan ke area Alpha. Apabila mereka tak kunjung memiliki kekuatan hingga usia 17 tahun, mereka dipindahkan ke area Gamma. Pindah ke area Gamma mengisyaratkan bahwa kamu 'gagal'.

'Jika kekuatanku tak juga muncul, aku akan dipindah ke sana.'

Asa berhenti merenung hingga gilirannya tiba. Ia berhadapan dengan Ester yang berhenti mencoret-coret layar transparan di tangannya. Dari bola matanya keluar sinar hijau yang menyoroti seluruh tubuh Asa—dari kepala hingga ujung sepatu.

Crome ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang