"Hei, kenapa kau melamun?"
Suara Aka menyadarkan Asa yang sibuk menyelam dalam pikirannya. Ia mengangkat kepala, menemukan Aka dan Fred yang membawa makanan di tangan masing-masing.
"Oh, ternyata kalian."
Asa mengedarkan pandangan ke sekeliling. Kantin area Beta tampak ramai seperti biasa. Namun tentu saja, selalu ada meja kosong untuk mereka. Entah kenapa, rasanya kadet lain menghindari duduk di meja yang sama dengannya. Mungkin hal ini didukung seringnya teman-teman Asa—yang notabenenya kadet area Alpha—mengerubungi mejanya di jam makan siang.
"Siapa yang kau cari? Bodyguard-mu?" ledek Fred. Ia menaik-turunkan kedua alis seraya tersenyum jahil.
Malah Aka yang bertanya bingung, "apa itu bodyguard?"
"Apa kau bodoh?" Fred mengangkat sebelah alisnya.
Aka mengerutkan kening. Nilainya memang tak bisa dikatakan baik di kelas Linguistik. Tapi tetap saja, ia juga kesal bila dikatakan 'bodoh' di depan mukanya sendiri.
"Bodyguard itu artinya penjaga," jelas Asa, sebelum Fred dan Aka mulai beradu mulut di depannya. "Lagipula aku tak punya bodyguard," imbuhnya kemudian.
Fred berdecak. Niatnya ingin bercanda, tapi sekarang sudah tak lucu lagi. "Rambut hitam dan mata biru tua. Ingat?"
Kedua pipi Asa memanas. Ia memalingkan wajah, berusaha menyembunyikan rona merah yang mulai muncul. "T-tentu saja bukan!" ucapnya, sedikit terbata.
Reaksi Asa membangkitkan niat usil Fred yang tadinya sudah padam. Suara tawanya menggelegar, memancing perhatian beberapa kadet di sekitar mereka.
"Lihat, wajahmu memerah!"
Asa mendadak ingin menyumpal mulut Fred saat itu juga. Ia merasakan tatapan di sekitar yang ditujukan ke arah mereka—lebih tepatnya pada Fred yang masih tertawa terbahak-bahak.
"Sstt ... diam!"
Fred akhirnya berhenti tertawa. Ia memegangi mulut, bertingkah seolah ada lem super erat yang menyatukan kedua bibirnya.
Tingkahnya itu membuat Aka memutar bola mata. "Tidak lucu, Fred."
"Apanya yang tak lucu?"
Tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakang, membuat Fred nyaris terjungkal. Ia berteriak kaget. "Jantungku nyaris copot!" protesnya sambil mengusap-usap dada.
Rupanya Isy berteleportasi tepat di belakang Fred dan Aka, sukses mengagetkan mereka—lebih tepatnya Fred. Ia memasang wajah bingung sebelum duduk di sebelah Asa.
"Kalian membicarakan apa?"
Asa buru-buru menjawab, "bukan apa-apa!"
Meski raut bingung masih terpampang di wajahnya, Isy tidak mengulik lebih lanjut. Ia asyik melahap makan siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crome Project
Science Fiction"150 tahun yang lalu, terjadi bencana besar yang mengakibatkan peradaban manusia hancur. Perubahan ekosistem Bumi menginisiasi beragam mutasi pada makhluk hidup dengan kecepatan luar biasa, yang dikenal sebagai 'monster'. Pahlawan menyelamatkan umat...