[FRED, 15 tahun]
Fred menyelinap keluar dengan hati-hati. Ia memutar kepala ke kanan dan kiri, memastikan tak ada AP-EX di sekitar. Robot-robot mengerikan itu mungkin tak akan mengenali penyamarannya, namun ia tak ingin mengambil resiko. Dengan hati-hati Fred menyusuri 'koridor es'.
Seorang peneliti berambut coklat keluar dari salah satu ruangan. Manik matanya bersiborok dengan Fred. Ia seketika tersenyum. "Bira, rupanya kau di situ."
Bira? Apa itu namanya?
Fred balas tersenyum canggung. "Ah, ya, aku Bira," gumamnya, nyaris tak terdengar.
"Ayo pergi. Di sini dingin sekali," gerutu peneliti itu. Ia berjalan lebih dulu tanpa mempedulikan jawaban Fred.
Tanpa berpikir lama Fred segera membuntuti. Ia mempercepat langkah, hingga sejajar dengan peneliti tersebut.
Mereka melewati beberapa ruangan dengan pintu tertutup rapat. Fred melirik salah satu ruangan dengan pintu hitam. Entah mengapa pintu itu terlihat familiar.
Lagi. Perasaan apa ini?
Jantung Fred mulai berdetak cepat. Ia merasakan keringat dingin berkumpul di pelipisnya. Bibirnya terasa kering. Saat ia menyeka keringat, Fred menyadari bahwa tangannya gemetar.
"Tempat apa itu?" bisik Fred.
Peneliti muda di sampingnya melirik dengan pandangan heran. "Kau sungguh pelupa, Bira. Orientasi baru saja selesai, dan kau masih tak hapal ruangan-ruangan ini?" keluhnya. Ia menunjuk pintu hitam itu. "Darkroom. Tempat mereka menghukum anak-anak nakal yang melanggar aturan."
Fred menelan ludah gugup. Tremor di tangannya semakin parah. Ia merasakan rasa gelisah yang tak dapat dijelaskan.
"Percepat langkahmu! Ada banyak tanaman yang harus di observasi hari ini."
Fred mengangguk kaku, cepat-cepat mengalihkan pandangan dari pintu hitam itu. Saat mereka menjauh, tremor di tangannya mulai berkurang. Detak jantungnya juga berangsur-angsur normal. Ia melirik tablet yang digenggam peneliti itu. Terdapat tulisan, 'laporan oleh Azur Vannkor' tepat di atas logo Akademi.
"Azur," celetuk Fred. "Laporan apa itu?"
"Hanya laporan untuk Biosfera." Azur menggeser tablet tersebut. Isinya berupa detail mengenai spesies tanaman dan foto-foto pertumbuhannya. "Aku tak mengerti mengapa kita melakukan ini. Mereka memanfaatkan kita sebagai intern dan memberi pekerjaan yang tak berguna," gerutunya.
"Ya, benar-benar tak berguna," timpal Fred, ikut memanasi.
Azur menggeser pintu salah satu ruangan. Di dalamnya terdapat berbagai macam tumbuhan yang disimpan dalam tabung-tabung kaca berukuran besar. Ia meletakkan tablet ke atas meja yang terletak di tengah-tengah ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crome Project
Science Fiction"150 tahun yang lalu, terjadi bencana besar yang mengakibatkan peradaban manusia hancur. Perubahan ekosistem Bumi menginisiasi beragam mutasi pada makhluk hidup dengan kecepatan luar biasa, yang dikenal sebagai 'monster'. Pahlawan menyelamatkan umat...