Kegaduhan

735 59 4
                                    

Pagi ini semua orang ada dalam satu meja makan duduk sambil menikmati makanan yang telah dihidangkan. Hanya ada suara sendok yang beradu, hingga seorang gadis memecahkan keheningan itu.

"Kakak dengar Caca buat onar lagi disekolah? " Runa membuka suara

Caca yang merasa dipanggil pun berhenti menyuap, meletakkan sendok makannya sambil menatap sang kakak tertuanya

" Apa yang dikatakan sama bu cerewet itu? " Jawab Caca dengan santai

Risma yang melihat aura dingin antara adik bungsu dan sang kakak pun enggan meneruskan makannya, suasana seperti enggan dia lihat.

"Banyak, mulai dari bolos jam pelajaran, berantem sama murid lain, dan yang paling tak wajar bikin bu Saras pingsan dengan kejahilan kamu"

"Bisa dijelaskan Caca? " Ucap tegas Runa terhadap adiknya.

"Hal wajar bukan sih! Lagian gue juga suka kali buat onar disekolah masa-masa sekolah tuh harus diutamakan jangan hanya fokus belajar doang" Bukan Caca yang menjelaskan melainkan Reyna santai

Prilly benci dengan jawaban Reyna bagaimana bisa Reyna berfikir seperti itu.

" Pikiran macam apa itu Rey? Kalo kamu mikir kaya gitu kasian dong mamah sama papah yang udah ngeluarin biaya buat kamu sekolah tapi kamu hanya main-main. Harusnya kamu sekolah yang bener jang... "

"Bawel  dasar anak mamah" Ucap Reyna dan bangkit dari meja makan.

Reyna selalu seperti itu jika Prilly sedang menasehati dia langsung pergi.

" Reyna" Teriak Anin dia menahan Reyna agar menghabiskan sarapannya.

"Apa? " Jawab Reyna menatap kakak ketiganya itu

"Sarapan kamu belum habis, dihabiskan dulu ya kakak gak mau kamu sakit" Ucap lembut dari bibir Anin meski wajahnya pucat senyuman Anin tidak pernah luntur dari bibirnya.

Terkadang Reyna merasa kasihan wajah secantik Anin harus dikasih penderitaan seperti ini.

"Lepas, gue kuat gak kaya lo penyakitan" Jleb perkataan Reyna bikin hati Anin sakit bagaimana bisa Reyna berkata sejahat itu dengan kakaknya sendiri.

"Reyna, jaga ucapan kamu" Teriak Runa penuh amarah.

Prilly juga ingin marah tapi dia harus tahan jangan sampai Reyna semakin membenci dirinya.

"Apa? Ada yang salah sama ucapan gue? Enggak kan? Lagian emang kenyataannya dia penyakitan selalu nyusahin" Semua orang kaget mendengar ucapan Reyna yang begitu kejaam

"Reyna cukup" Bentak Prilly dia lepas kendali emosinya sudah tidak bisa ditahan.

"Gue suka pertengkaran ini" Gumam Caca melihat pemandangan indah ini.

"Lo bentak gue? " Tanya Reyna kesal dia benci Prilly dari dulu dia tidak menyukai prilly anak kebanggaan mamahnya.

Risma pergi gitu ajah tanpa memperdulikan mereka semua, Kepala dia mulai berisik mendengar pertengkaran setiap pagi yang sering dilakukan oleh saudara+saudaranya.

"Lo mau kemana? " Tanya Arum melihat Risma ingin pergi.

"Sekolah" Jawab Risma dan pergi ninggalin pertengkaran itu.

Arum melihat kepergian kembarannya itu, dua tahu kembarannya itu tidak suka kebrisikan yang dilakukan keluarganya saat ini.

Arum juga sama dia merasa enggan untuk tinggal dirumah ini, hanya ada pertengkaran dan perbandingan di antara kita.

"Ohhh ayolah... Ini masih pagi kalian semua tidak lelahkah? Bertengkar terus menerus, kalo gitu gue pergi sekolah bye" Ucap Arum

"Kali ini kalian bebas dari hukuman, kakak pergi dulu ada kerjaan" Pamit Runa mengambil tas dan kunci mobil untuk pergi ke kantor.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang