Hate and Love

138 19 0
                                    

Mungkin hari ini hari paling menyebalkan bagi Prilly, siapa yang tahu proposal yang dia buat dirobek begitu saja oleh papahnya. Usaha yang dia buat mati-matian tak berharga dimatanya.

"Kamu pikir ini taman kanak-kanak? Proposal yang kamu buat itu gak pantas untuk perusahaan besar seperti ini, berapa kali sih papah bilang sama kamu belajar dengan kakak kamu Aruna. Bagaimana perusahaan bisa maju jika kamu buat proposal macam anak TK " Tegas Hendra dengan raut dingin.

Prilly menunduk sambil memainkan jarinya melawan rasa takut , jujur jika Prilly punya keberanian seperti Reyna mungkin dia sudah memaki papahnya itu namun sayang Prilly tidak seberani Reyna.

"Maaf pah" Balas Prilly

Hendra mengusap wajahnya kasar " Selalu kata Maaf yang keluar dari mulut kamu! Tapi besoknya selalu kamu ulangi terus menerus. Ayoklah kamu udah dewasa dan kamu juga udah layak menggantikan posisi papah dan mamah diperusahaan, kalau bukan kamu atau Runa siapa lagi yang papah andalkan. Anin? Anak penyakitan seperti dia mana bisa diandalkan! "

Anak penyakitan? Barusan papahnya mengatakan hal buruk untuk Anin? Adiknya!. Tanpa sadar tangan Prilly mengepal menahan amarah disaat adiknya kesayangannya itu dihina oleh papahnya.

Hendra melihat perubahan wajah anak keduanya itu, dia tahu jika Prilly tidak suka jika dirinya menghina kondisi Anin anak ketiganya.

"Anin bukan anak penyakitan! Cukup papah hina Anin, dia juga anak papah? Papah boleh maki Prilly tapi jangan Anin! " Teriak Prilly kesal

"Kamu berani teriak dihadapan papah, Prilly? " Ucap Hendra menatap anak keduanya.

Prilly tersenyum remeh, kali ini dia memberanikan diri untuk menentang papahnya. Dia akan berani jika ada yang berani menghina kondisi adiknya itu.

"Cukup, selama ini Prilly sabar menghadapi hinaan papah terserah papah mau bilang Prilly kaya apa? Tapi Prilly gak akan nerima jika papah hina adik Prilly." Tegas Prilly menjelaskan bahwa dia akan benar-benar melindungi adik-adiknya.

"Kamu pikir Anin bakal sembuh? Mau kamu lakukan apapun itu, Anin gak akan bisa sembuh! Penyakitnya itu tidak bisa disembuhkan, untuk apa kamu mempertahankan adik tak berguna seperti dia Prilly" Balas Hendra meremehkan.

"Aku benci papah! " Teriak Prilly begitu keras dimuka Hendra.
Hendra yang melihat tingkah Prilly langsung menarik Prilly ke sebuah ruangan khusus hukuman untuk anak-anaknya, sambil mengambil sesuatu dalam lemari.

Plakkk, plakkk... Bunyi pukulan itu begitu keras dilayangkan oleh Hendra kepada Prilly.

"Sakit pah" Rintih Prilly

Namun tak dihiraukan oleh Hendra dia terus menerus melayangkan pukulan ke Prilly.

Tanpa mereka sadari Anin mendengar semua percakapan itu, dibalik pintu ruangan itu dia menahan sakit dan tangis.

"Aku memang gak berguna, harusnya kak Prilly gak usah bela aku. Maafin Anin ya kak, karena Anin kak Prilly selalu dipukul sama papah" Gumam Anin sambil menangis.

****

Jeje pria itu sibuk menyiapkan hidangan buat Risma, siapa yang gak kenal Jeremy Chandra biasa disapa Jeje adalah seorang barista tampan yang viral karena sifat dinginnya, meski semua orang tahu bagaimana sifat Jeje, mereka para perempuan tetap mendekatinya.

"Akhirnya selesai" Jeje tersenyum melihat masakan yang dia siapkan untuk sahabatnya itu.

"Kayanya ada yang kurang, ah es milo kesukaan Risma belum aku buat" Gumam Jeje dan langsung membuat Es Milo

Risma masuk kedalam apartemen mewah milik Jeje, jangan tanya bagaimana Risma tahu paswordnya tentu Jeje yang memberikannya untuk Risma. Hanya Risma yang dipercaya keluar masuk kedalam apartemennya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang