Chapter 11 : Topeng Malaikat

74 17 6
                                    

Medeia Beliard adalah seorang Putri dari Duke yang keluarganya sangat berpengaruh di Eperanto, selain latar keluarganya yang cukup istimewa hingga bahkan sang Duke yang pernah mendapatkan penghargaan dari sang kaisar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Medeia Beliard adalah seorang Putri dari Duke yang keluarganya sangat berpengaruh di Eperanto, selain latar keluarganya yang cukup istimewa hingga bahkan sang Duke yang pernah mendapatkan penghargaan dari sang kaisar. Putri mereka juga di anugerahi paras yang cantik hingga memikat seluruh hati para Pria di novelnya.

Ia memiliki rambut violet yang cantik dan tentunya, warna rambut itu adalah warna rambut yang teramat jarang di miliki oleh seluruh wanita di kekaisaran eperanto.

Walaupun begitu, paras cantik sang gadis cukup disayangkan karena beberapa Pria akan merasa takut dengannya. Entahlah, gadis itu memiliki daya tarik tersendiri, selain itu Medeia memiliki pola pikir yang unik dan juga ganas. Tapi sebenarnya tak pernah ada yang benar-benar tahu tentang apa yang gadis itu pikirkan, karena Medeia selalu bergerak dengan berhati-hati.

Dan Medeia yang diceritakan seperti itu-, tidak. Medeia Beliard yang dikatakan orang-orang dengan sebutan ‘Menyeramkan’ itu tengah duduk manis di depannya?

Ah, apa dia tak berencana menjelaskan apapun tentang kemunculannya yang tiba-tiba ikut serta menikmati secangkir teh di tempatku..

Secara logika, kenapa kamu menghampiri ku padahal aku berada di balkon?

Lalu, bagaimana caranya Perempuan ini bisa tahu bahwasannya aku sedang bersembunyi di balkon?

Bukankah jawabannya sudah jelas..

Wew Putri Beliard terlihat aneh, dia seolah merasa aku tahu tentang dia yang menempatkan mata-mata itu di sampingku..

Perempuan bersurai violet itu memang terlihat sibuk berkutat dengan cangkir tehnya senidiri. Tapi entah kenapa, rasanya pada sudut netra violetnya ia seperti tengah memperhatikan sikap Psyche dengan tatapan lekat.

Anehnya tak seperti sebelumnya, Psyche saat ini tak lagi terlihat gelisah. Mengejutkannya gadis itu terlihat berekspresi dengan tenang, ini cukup mengagetkan bagi Medeia karena pada umumnya, mereka yang mendapati tatapan lekat darinya akan merasa tak nyaman kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain karena takut.

“Aku selalu ingin tahu bagaimana kau bisa tetap tenang disituasi seperti ini, Psyche. Bahkan ketika menyadari bahwa seseorang telah mengkhianatimu, raut wajah itu pasti tidak berubah.” Tiba-tiba saja perempuan bersurai violet itu melirik ke arah Rin yang tengah di banjiri keringan dingin karena gelisah, dia frontal sekali.

Entah perempuan itu sedang mengetesnya atau tidak, yang jelas. Sepertinya Medeia tengah mengharapkan suatu reaksi yang unik darinya.

Hanya saja...

Anu- bukankah secara tidak langsung.. Anda mengakui bahwa anda mengirimkan mata-mata itu sebagai pelayan ke samping saya?

Hugh..

Walaupun reaksi Rin menggambarkan rasa kekhawatiran, sayangnya Psyche tidak menunjukkan raut wajah apapun selain tersenyum dengan manis ke arahnya.

“Kebanyakan orang mungkin akan gelisah atau marah ketika mengetahui bahwa mereka sedang diawasi, tapi saya.. tidak tahu harus berekspresi apa.” Tiba-tiba saja gadis itu memasang raut wajah lesu, tatapannya terlihat sendu. Walaupun jawaban Psyche terbilang cukup ringan, tapi Medeia merasa aneh dengan pergerakannya yang di luar dugaannya.

Please, I Just Want To Live [I Wanna Be U Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang