Psyche mengerutkan keningnya. Ia memperlihatkan rait wajahnya yang seperti itu bukan karena kata-kata yang keluar dari mulut pria itu, melainkan karena fakta bahwa dia tahu bahwa kejadian ini bukanlah hal yang terjadi secara kebetulan. Jika ia harus menebak, Pria ini tidak muncul begitu saja di gang sempit yang bahkan tak ada siapapun orang di dalamnya.
Pertanyaannya, apakah kemunculannya karena ini memang kebetulan, atau sejak awal Pria itu diam mengawasinya dan juga mengincarnya karena penampilan nya yang mencolok?
Tidak, kenapa wajahmu..
“Kamu sangat mirip dengannya...” Gumamnya pelan. Tanpa sadar Perempuan itu berdiri dari kursinya, berniat memundurkan langkahnya dan menatap tak percaya pada apa yang ia hadapi di depannya.
Ash.. apa hubunganmu dengannya..
Kalian, sekilas tampak sama tapi..
Tidak, mereka juga berbeda.
Aku rasa ia bukan Ash.. jika diperhatikan lebih jelas lagi.. wajahnya hanya sedikit mirip...
“Lady?” Pria itu tampak bingung dengan gumaman kecil yang keluar dari mulut sang gadis. Sejenak ia pun tersentak dan tersadar, dengan tangan kecilnya yang gemetaran, kini ia hanya bisa terdiam sembari meremas kain jubahnya dengan pelan.
Bagaimana jika aku dalam masalah...
Siapa dia...?
Kenapa mendatangiku secara terang-terangan begini—
“Uhm... Saya hanya lewat sebentar dan ikut duduk karena lelah. Apa ada masalah, Tuan?” Tanyanya dengan sorot mata curiga. Tentunya Psyche menjawab beberapa pertanyaan sepihaknya dengan nada bicara yang dingin, ia hanya tak ingin menunjukkan bahwa dirinya memiliki sisi yang lemah.
Dengan sikap anggunnya yang berujung seperti Lady yang angkuh, netra emerald itu bergerak menatap penampilan sang pria dari atas hingga ke bawah disertai sikapnya yang waspada.
Celana Panjang lusuh, kemeja hitam yang biasa saja...
Apakah dia pereman jalanan di sekitar sini yang beroperasi ketika di malam hari?
Jika berbahaya, aku bisa menyingkirkan—
“Ah, lewat ya?” Pria itu terkekeh kecil, ia pun melangkahkan kakinya untuk memangkas jarak yang cukup jauh di antara mereka. Kepalanya mendongak kebawah memperhatikan wajah Psyche dengan serius dari setiap inci hingga kesuut bibirnya. Tak lama kemudian wajah yang asing itu menampilkan senyuman tipis yang membuatnya merasa semakin aneh.
Kenapa dia tersenyum tiba-tiba sih...?
(#゜Д゜)y-~~
“Lady yang saya tidak ketahui namanya, sebenarnya jarang sekali ada yang ‘lewat’ di sekitar sini tanpa adanya tujuan yang jelas. Apalagi, seorang gadis cantik seperti Nona, bukankah anda hanya mengundang bahaya untuk Nona sendiri?” Ia memiringkan kepalanya dengan sudut mata yang menyipit. Iris Ruby itu tampaj menyala seolah tengah berusaha untuk menyelidiki sesuatu dari seorang gadis aneh yang tak bisa dicurigai ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, I Just Want To Live [I Wanna Be U Fanfic]
FanficY/n yang telah dikhianati oleh pacar yang sangat dipercayainya kini menemui akhir tragis ketika ia terjatuh dari tangga. Naasnya setelah memergoki kekasihnya yang selingkuh di depan natanya sendiri, gadis malang itu menemui kematiannya yang menyedih...