Chapter 9 ✨

806 93 8
                                    

“Ayo pergi Rin, kereta kudanya sudah siap?”tanya Psyche sembari menuruni anak tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ayo pergi Rin, kereta kudanya sudah siap?”tanya Psyche sembari menuruni anak tangga.

“Sudah Nona.”jawab nya ramah.

“Psst! Bukankah nona terlalu memperhatikan Rin? Kita yang sudah lama bekerja untuk Nona saja tidak pernah diperlakukan seperti itu..”bisik Maid yang lain.

“Iya betul, kupikir Nona ramah ean menganggap kita semua keluarga.”jawab temannya.

“Fft.”tawa Psyche pelan.

Sudut netranya yang berwarna hijau memandang puas ke arah 2 pelayan yang sibuk membicarakannya. Bukan bermaksud mencibir dirinya, ia yakin mereka berbicara seperti itu untuk menekan Rin yang baru saja menjadi Maid sudah mendapatkan perhatian penuh dari Psyche.

✨✨✨

Klotak.. klotak.. klotak..

Psyche dan Rin menaiki kereta kuda untuk pergi meninggalkan kediaman Count. Ini terhitung kedua kalinya Psyche meninggalkan rumah setelah debutante. Sebenarnya tidak, itu terhitung untuk orang rumah saja, sebenarnya ia pernah keluar diam-diam namun tidak begitu sering.

Memang rasanya pengap berdiam diri seperti terkurung dirumah kaca secara terus menerus, tapi beda ceritanya kalau di dunia ini. Walau merasa jenuh sekalipun ia takan sampai mati kebosanan. Karena setidaknya ia bisa berkeliling di rumah dan taman ditemani makanan mewah yang enak.

‘Memang aku yang sekarang tidak di kekang oleh Ayah dan Ibu. Pastinya pelaku utama pengekangan Psyche dalam novel itu karna perintah Putra Mahkota sialan.’

‘Hmm..’

“Rin..”panggil Psyche.

“Ya Nona?”sahut Rin penuh antusias.

“Tahu tidak? Kemarin aku baca novel dengan tokoh utama wanita yang di khianati tokoh utama pria!!”serunya bercerita. Kali ini Psyche terlihat seperti gadis yang jatuh cinta dengan novel romansa. Tapi-

‘Tapi aku gak baca novel tuh. Kapan coba?’

“Sungguh Nona?”jawab Rin merasa tertarik.

“Iya, sayangnya Pria itu ‘Munafik.’ ia juga menempatkan banyak pelayan sebagai ‘Mata-mata’ untuk mengawasi tokoh utama wanita. Hohoho..”

Deg..

“Ah-- N-nona.. be-begitu?”tanya Rin dengan raut wajah pucat.

“Haha.. novel itu sangat seru sampai  membuatku mati rasa.”tawa Psyche pecah, terlebih setelah melihat eksfresi Rin yang terlihat menusuk tepat sasaran disertai wajah yang pucat pasi.

“Iya.. aku merasa kasihan pada tokoh utama wanita itu. Dia sungguh-sungguh jatuh cinta pada tokoh utama pria. Tapi dia hanya dimanfaatkan olehnya sampai Mati.”

Please, I Just Want To Live [I Wanna Be U Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang