Chapter 15 : Sial Lagi

2 1 0
                                    

Bagi Rin, hari ini entah kenapa rasanya lebih panjang dari pada biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi Rin, hari ini entah kenapa rasanya lebih panjang dari pada biasanya. Setelah kembali dari kediaman Beliard juga menyelesaikan dua tugasnya sekaligus, dengan kantong perhiasan hasil penjualan tadi pagi di tangannya, ia melangkah dengan berat menuju kamar Nonanya, Psyche poli.

Pikirannya tampak bercampur aduk, entah karena setengah lega setelah menyelesaikan dua tugas rahasianya, entah setengah ketar-ketir ketika membayangkan seperti apa reaksi Psyche kali ini ketika menatapnya. Perempuan itu tampak berhenti di depan pintu kamar sang Nona sembari menggigit bibir bawahnya.

Kumohon-kumohon, Nona Psyche takan bereaksi menyeramkan juga seperti Tuan Putri kann... (°ー°〃)

Tokk.. tok.. tok..

“Nona Psyche?” Ia memanggilnya, hening. Jawabannya hanyalah keheningan belaka, apakah kamar itu kosong? Kemana perginya Psyche di jam-jam seperti ini?

Biasanya siang hari Perempuan itu hanya mengurung dirinya di kamar, jika ditanya kenapa.. Psyche hanya menjawab ‘Tubuhku lemah Rin, teriknya matahari membuatku lemas dan khawatir aku akan terjatuh jika memaksakan diri bermain di taman.’ Tentunya di sertai senyuman lembut yang membuat semua hati merasa tenang.

Tapi..

No... no... noo, realitanya Psyche hanya ingin bermalas-malasan di kamarnya.

Aduh... kok gak ada jawaban sama sekali, sih? Apa Nona pergi keluar diam-diam..?

Dengan hati-hati, Rin mengetuk pintu kamarnya sekali lagi, kali ini ketukannya terasa lebih keras. Namun jawaban yang ada tetaplah kesnyuian yang melanda. Huft.. sembari menghela napas, Rin pun dengan perlahan membuka pintu kamarnya yang ternyata, kamar itu terlihat kosong dan rapi seperti menggambarkan tidak ada siapapun di dalam sana.

Dalam hatinya, Rin sedikit merasa was-was. Kadang Nona terlihat aneh, ya.

Tiba-tiba dia sangat perhatian kepadaku, terkadang juga dia benar-benar mengandalkanku, tapi-

Duuuhh..

Kadang-kadang tatapannya seperti ingin memakan seseorang hidup-hidup!

Arghh, kenapa aku hidup diantara dua majikan yang seperti ini?! (┬┬﹏┬┬)

Dengan wajah seriusnya, Rin memutuskan untuk masuk ke dalam kamar sang Nona. Dia pun mulai melihat ke sekeliling tempatnya, dan memastikan tak ada jejak siapapun di dalamnya. Di dekat cermin, kosong. Di belakang tirai, juga nihil.

Ternyata memang tidak ada siapapun ya..

Dengan langkah yang hati-hati, Rin pun beranjak pergi menuju meja rias berniat meletakkan penghasilan dari perhiasan yang baru saja dia jual di pasar. Nonanya bilang untuk menyembunyikan kepingan emas itu di dalam kotak dibelakang meja riasnya. Tapi belum sempat ia berjongkok...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 9 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Please, I Just Want To Live [I Wanna Be U Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang