Chapter 2 : Psyche Poli

1.4K 195 7
                                    

🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

Awalnya Y/n terbangun dengan tubuhnya yang terasa ringan, udara di sekitarnya tampak dingin dengan matanya yang menangkap langit-langit kayu tua yang dipenuhi ukiran halus. Sebuah ventilasi kecil di sampingnya pun kini memancarkan sinar mentari yang hangat untuknya.

Tangannya bergerak untuk menyentuh kepalanya yang sakit, tetapi ia dikejutkan dengan suaranya yang berbeda serta keberadaan tangannya yang kecil. Jari-jarinya terlihat mungil, seolah-olah milik seorang anak kecil. Ia pun merasa tubuhnya bergersk tidak seperti biasanya.

“Ini... aku?” suaranya terdengar lebih muda, dan bernada lebih tinggi, seolah-olah ia tengah terperangkap dalam tubuh seorang anak-anak.

Tempat di sekelilingnya juga terlihat begitu asing. Bahkan ia tak pernah menginjakkan kaki di tempat ini sebelumnya.

“...Syche.. kamu sudah bangun? Ibu sangat cemas saat kamu pulang dalam keadaan pingsan..” suara itu terdengar lembut seolah mengkhawatirkannya jika ia terluka.

“Anda siapa...” Gadis itu terlihat kebingungan. Kepalanya masih terasa berat. Bahkan untuk menggerakkan tubuh saja ia tak punya tenaga yang cukup.

Oh.. itu terdengar seperti suara Ibu.. aku bahkan tidak tahu kapan terakhir kali mendengar suara kekhawatiran seperti itu dari seorang Ibu yang mengkhawatirkan Putrinya.

Psyche! Jangan berkata begitu! Jangan membuat Ibu takut...” Ia melirih lagi seolah hampir menangis.

“Saya baik-baik saja... ada apa dengan Anda..––”

Uhm.. sepertinya aku merasakan ada sesuatu yang aneh dalam panggilannya...

Ah tidak, bahkan bangun dalam keadaan tubuh mengecil saja sudah sangat aneh.. tapi––

“Apa?! Peyche?” Ia membulatkan matanya dengan lebar seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar sebelumnya. Ia hanya berpikir “Kok bisa?” disituasi yang canggung ini.

“Aku Psyche..?” Ia bertanya-tanya dengan nada kebingungan, jari telunjuknya pun terangkat menunjuk ke arah dirinya seolah bertanya ‘Apakah aku benar-benar Psyche seperti yang kamu sebutkan?

“Anakku.. apa yang terjadi ini. Kamu adalah Putriku, Psyche Poli. Oh Dewa bagaimana ini..” Perempuan itu memeluknya dengan erat, air mata itu jatuh begitu saja ketika menyadari bahwa Putri satu-satunya yang mereka cintai kini telah kehilangan ingatannya.

Deg..

Ah.. sialan...

Tatapannya kini lurus dan begitu kosong. Melihat seorang Ibu yang begitu asing dimatanya tengah menangis karena kondisinya membuat gadis itu juga ikut menangis dengan pilu.

“Hiks... huwaa....” Ia meraung pilu sembari membalas pelukan hangatnya. Sang Ibu bahkan sampai terkejut akan sikap anaknya yang tiba-tiba.

P-psyche..?

Please, I Just Want To Live [I Wanna Be U Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang