Wilting Roses, Rising Feelings

77 10 8
                                    


Meli menatap layar ponselnya yang bergetar di meja kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meli menatap layar ponselnya yang bergetar di meja kerja. Nama Haikal tertera di layar, disertai emoji hati yang sudah terasa sedikit pudar maknanya.

Setelah seminggu tak ada kabar, Haikal akhirnya menelepon. Meli menelan ludah, jantungnya berdebar, bukan karena antusias, melainkan campuran antara cemas dan letih.

Ini selalu terjadi. Setiap kali dia mulai berpikir untuk mengakhiri hubungan mereka, Haikal muncul, seolah tahu kapan waktunya memberikan secuil perhatian agar Meli tetap bertahan.

"Halo, Sayang. Udah lama nggak denger kabar kamu," suara Meli berusaha terdengar biasa, walau hatinya berdebar.

Haikal terdengar santai di ujung telepon, "Maaf ya, sibuk kerja. Kamu baik-baik aja, kan?"

Obrolan mereka berlangsung, tapi bagi Meli, itu terasa datar. Haikal selalu punya alasan, selalu ada sesuatu yang membuat hubungan mereka terasa sepihak.

Tapi setiap kali Meli berani berpikir untuk berhenti, Haikal selalu tahu bagaimana mengubah pikirannya.

Setelah panggilan berakhir, Meli menarik napas panjang, berusaha menepis rasa tak nyaman yang mengganjal. Hubungannya dengan Haikal selalu begitu-rumit, penuh tarik-ulur.

Meli menatap ke arah Adi yang sedang duduk di bangku dekat etalase, sibuk menatap bunga-bunga dengan wajah penuh ketenangan.

Seketika, pikirannya melayang ke pertemuan pertama mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika, pikirannya melayang ke pertemuan pertama mereka. Ia ingat betapa canggungnya pemuda yang tingginya nyaris sepintu itu waktu pertama kali datang ke toko, wajahnya sedikit merah saat menyebutkan maksudnya membeli bunga untuk ibunya.

Waktu itu, Meli hanya menganggapnya pelanggan biasa, tapi ternyata Adi sering mampir. Awalnya, Meli tak mengerti kenapa, tapi seiring waktu ia sadar kalau Adi memiliki minat yang sama dengan dirinya.

Ketika Adi bilang ingin jadi florist, Meli merasa seperti menemukan seorang teman baik-seseorang yang bisa berbagi gairah yang sama terhadap bunga.

Meli tak pernah meminta Adi untuk datang setiap hari, tapi entah kenapa Adi selalu muncul setelah pulang sekolah untuk membantunya.

The Second Bloom | Byeon Wooseok - Kim Hyeyoon - Kim RowoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang