Toko Bunga Kamelia - sore hari dan langit mendung.
Meli dan Adi sedang duduk santai di dalam toko, tidak terlalu banyak pelanggan sore itu. Meli sedang memeriksa beberapa pesanan buket yang akan diambil besok, sementara Adi mengelap etalase.
Meli melirik ke arah Adi yang tampak sedang asyik mengatur bunga. "Eh, jadi, gimana nonton temen kamu ngeband kemarin?" tanya Meli iseng, memulai obrolan ringan.
Adi tersenyum tipis, mengangkat bahu sedikit. "Seru sih, temenku jago banget main gitar. Dia emang udah sering manggung dari dulu."
"Kenapa kamu gak ngeband juga?" tanya Meli, penasaran.
Adi tertawa kecil, menunduk sedikit. "Aku gak bisa main alat musik, Kak. Aku tuh cuma ngerti renang aja, sama ini... paling ya urusan bunga sekarang."
Meli mengangguk, lalu melanjutkan pertanyaannya, "Kapan sih mulai suka renang?"
Adi tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. "Sebenernya dulu gak suka-suka banget, sih. Tapi jadi semangat waktu liat muka happynya ibu pas aku menang kompetisi pertama. Itu pertama kali banget aku ngerasa ada gunanya ikut renang," jawab Adi sambil tersenyum tipis, mengingat kenangan itu.
"Itu pas banget kami tau kalau ibu lagi kena cancer. Jadi, aku pengen bikin dia seneng biar imunnya naik, biar sehat lagi."
Meli merasa canggung, tiba-tiba merasa bersalah sudah membawa topik itu. "Duh, maaf ya, aku malah jadi bahas hal sensitif gini," katanya pelan.
Adi langsung menggelengkan kepala, mencoba tersenyum lebih lebar. "Nggak apa-apa, kali. Lagian udah lama juga. Lumayan lah aku seneng bisa bikin ibu bahagia dulu."
Adi tersenyum tipis, peka melihat Meli yang terlihat canggung. Berusaha mengubah topik, Adi langsung bertanya "Kak Mel, gimana bisa terjun ke dunia bunga gini?"
Seperti biasa, Kamelia Arum selalu antusias setiap mendapatkan pertanyaan yang berkaitan dengan passionnya.
"Dulu pas SMA aku sering ikut jadi panitia acara-acara sekolah gitu, bantuin dekor. Lama-lama seneng banget liat hasilnya, terus jadi sering main ke toko bunga buat nyari inspirasi," jawab Meli, matanya bersinar saat mengingat masa-masa itu. "Akhirnya malah keterusan sampai sekarang deh, buka toko bunga sendiri."
Adi mendengarkan dengan penuh perhatian, terlihat tertarik. "Seru juga ya."
"Eh, jadi penasaran deh, Kak Meli dulu pas SMA gimana ya? Lebih kecil dari ini apa gimana?" goda Adi dengan senyum jahil.
Meli langsung mengerucutkan bibir, pura-pura ngambek. "Yeee, sombong banget sih mentang-mentang setinggi gapura," balasnya sambil menatap Adi dari atas ke bawah, menyadari betapa tingginya Adi dibanding dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Bloom | Byeon Wooseok - Kim Hyeyoon - Kim Rowoon
RomanceHampir sepuluh tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali di toko bunga yang sama. Kini, Adi berusia 26 tahun dan telah tumbuh menjadi pria dewasa yang matang, sementara Kamelia masih berjuang membangun impian dalam dunia florist yang selalu...