"Pacaran sama gue ta"
"Ha?!" Letta terlonjak kaget. "Bercanda lo gak lucu sumpah"
"Gue serius" ucap Daffa menatap manik mata Letta. "Gue serius ketika gue bilang sayang sama lo,gue serius ketika gue bilang mau pacaran sama lo,gue serius ta."
Aletta diam seribu bahasa dia bingung apa yang harus dia lakukan sekarang,baru saja dia putus dengan kekasihnya dan sekarang Daffa mengajak nya berpacaran.
Bukan,bukan karna ajakan Daffa tapi Letta tidak mengerti bagaimana bisa Daffa menyukai nya? Sedangkan selama ini kedekatan mereka tidak lebih dari sekedar bertengkar dan berdebat,tidak ada yang spesial bukan? Tapi kenapa Daffa seolah sangat menyukai nya? Berkata seolah semuanya suatu keseriusan.
Aletta bisa saja menolak Daffa detik itu juga tapi kenapa? Kenapa rasanya ia bimbang untuk menjawab tidak, seolah ada kata iya dalam hatinya. Aletta terus bergelut dengan isi pikirannya tanpa sadar Daffa tiba-tiba saja mengecup singkat bibir nya.
Cup.
Sialan. Apa-apaan ini,kenapa jantung Letta berdegup sangat kencang.ini berbeda, sangat berbeda dengan saat dia bersama Alvaro. Kenapa bibir Daffa terasa lembut,sangat lembut."Daf lo apa-apaan sih?!" Bentak Letta seketika sadar dari lamunannya.
"Lagian lo bengong aja,jawab ta lo mau gak jadi pacar gue?"
"Gue baru putus" ketus Letta menampilkan wajah datarnya.
"Iya gue tau ta kan gue juga liat tadi" jawab Daffa santai.
"Lo kenapa bisa suka sama gue? Kita bahkan gak pernah sedikit pun akur" tanya Letta penasaran.
"Lo menarik dimata gue ta,dan entah karna apa hati gue udah terlanjur jatuh buat lo" ucap Daffa. "Gue gak tau kenapa gue bisa suka sama cewek bar bar kaya lo,entah kenapa isi pikiran gue dipenuhin sama diri lo"
"Gue gak ngerti"
"Gue juga gak ngerti ta,tapi hati gue milih lo" ucap Daffa menatap Letta.
"Maksud lo? Hati lo milih gue gimana?"
"Ketika lo disentuh bang Varo hati gue sakit ta,setiap lo panggil nama dia dengan sebutan sayang gue gak suka ta,dan mungkin gue jahat ya tapi gue ngerasa seneng lo putus sama dia bahkan saat lo nyaksiin dia sama cewek itu tadi di rumah" jelas Daffa. "Gue yakin kalo hati gue milih lo ta"
"Gue gak tau harus ngomong apa Daf" ucap Letta menunduk.
"Cukup terima gue ta,gapapa lo anggep aja gue pelampiasan lo,mungkin lo bisa cepet move on dari abang gue"
"Gue gak setega itu buat jadiin lo pelampiasan gue,lagi pula gimana sama para pacar lo itu kalo gue terima lo? Pasti gue dihujat habis-habisan Daf" Ucap Letta terkekeh pelan lalu mendongak dan menatap Daffa. "Dan Citra? Lo mantan dia Daf,satu-satu nya sahabat gue orang yang paling deket sama gue"
"Gak peduli gue sama mereka lagi pula mereka semua bukan pacar gue ta gue gak pernah pacaran sama mereka,fokus gue cuman lo,dan gue bakal selalu jagain lo ta" tutur Daffa balas menatap manik mata Letta.
"Soal Citra,kita udah jadi mantan ta dan gk ada sama sekali pikiran gue buat balikan sama dia,mungkin juga dia mikir yang sama" jelas Daffa. "Jadi lo mau terima gue kan ta?" Lanjutnya."Nggak"
Sontak Daffa mengernyit bingung,apakah dia ditolak mentak-mentah? Ah sialan,mungkin tidak seharusnya dia mengatakannya sekarang.
"Lo.. nolak.. gue?" Tanya Daffa hati-hati.
"Gue gak tau harus jawab apa Daf,ini terlalu tiba-tiba" jawab Letta. "Gue belum yakin buat percayain hati gue sama lo,apalagi buat jadiin lo pelampiasan gue rasa itu keterlaluan Daf"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Romantic Badboy
Teen Fiction⚠️Warning!! Cerita ini mengandung kata-kata kasar⚠️ Alvaro mendekat pada Aletta dan memeluknya erat. "Sayang sama kamu" ucapnya. "Uluhh manja nyaa sayang aku" ucap Aletta seraya mengelus rambut kekasihnya itu. Aktifitas pasangan itu pun tak luput da...