Bugh!
Bugh!"Shh" ringis Daffa menyeka darah disudut bibirnya. "Maksud lo apa sih?" Tanya Daffa setenang mungkin pada Alvaro yang sudah berkabung emosi.
"Hhh jadi ini tujuan lo bawa Letta kemaren?" Kekeh Varo. "Lo ngincer dia makanya lo bikin dia ngeliat kejadian yang buat dia salah paham heh?!"
"Lo pikir gue sepicik itu hah?" Sinis Daffa tersenyum meremehkan. "Asal lo tau bang,Letta itu nungguin kabar lo!" Ucap Daffa menunjuk wajah Alvaro.
"Gue bawa dia kesini cuman buat nemuin dia sama lo!" Emosi Daffa mulai terpancing.
"Gue gak suka liat dia murung! Gue gak suka liat dia sedih cuman GARA.GARA.LO!" ucap Daffa penuh penekanan diakhir kalimatnya.
"Dan liat, Apa yang udah lo lakuin?.." ucap Daffa menggantung kalimatnya. "Lo asik sama cewe sampah itu" Lanjutnya tersenyum miring.
Alvaro kesal dengan sindiran yang Daffa katakan. "Dia bukan siapa-siapa gue dan lo buat Letta salah paham sama gue anjing!"
"Tadinya gue mau nyerah buat ngejar Letta,gue mau dia bahagia walaupun bukan sama gue" ucap Daffa dengan wajah datarnya. "And see? Lo gali kuburan lo sendiri bang" kekeh nya.
"Dan itu menyadarkan gue buat gak akan pernah mundur selangkah pun,gue bakal terus ngejar Letta" ucapnya tersenyum kemenangan."Hahah berhasil kah?"
"Letta cuman sayang sama gue,bukan sama lo!""Lo cuman masalalu buat dia,sekarang? Gue masa depannya bang" ucap Daffa bangga.
"Daf, kita itu abang adek" ucap Varo. "Kenapa kita harus ribut soal cewek? Apalagi cewek itu udah jelas cewek gue Daf harusnya lo paham itu!"
"Hhh cewek lo?" Kekeh Dafa. "Sorry bang,sekarang Letta cewek gue" ucap Daffa menatap remeh abangnya.
"Lo cuman pelampiasan buat dia Daf"
"Apa pun itu,Letta udah nyaman sama gue"
"Dan dengan adanya luka dihati dia cepat atau lambat hatinya bakal jatoh ke gue bang,gue bakal jagain dia dan jauhin dari cowok sampah kaya lo!" Ketus Daffa.Alvaro menggeram kesal,kenapa susah sekali bicara dengan Daffa. Apa pun yang terjadi Alvaro akan berusaha untuk mengambil hati Letta kembali padanya,karna semua itu hanya salah paham dan Varo yakin perasaan Letta masih untuknya.
"Gue gak mau berdebat sama lo Daf,gimana pun lo adek gue" ucap Varo datar. "Tapi sampai kapan pun gue bakal berusaha buat rebut Letta dari lo karna dia itu milik gue" Letta akan slalu jadi milik gue batin Alvaro.
"Terserah apa kata lo,tapi kali ini gue gak akan pernah mundur!" tegas Daffa.
Alvaro yang mendengar pun hanya tersenyum meremehkan lalu pergi meninggalkan Daffa dan keluar dari rumah untuk mencari udara segar demi menenangkan pikirannya.
Tepat dipinggir jembatan Alvaro berdiri menatap air yang mengalir dibawahnya dengan merasakan hembusan angin menerpa wajah nya.
"Kenapa harus begini? Kamu salah paham ta,kenapa kamu gak mau dengerin penjelasan aku?" Monolog nya.
"Hhh kenapa gue gak dorong dia aja waktu itu?" Tanyanya pada diri sendiri. "Ah iya gue kan terlalu takut nyakitin cewek sampe akhirnya cewek gue sendiri yang sakit karna gue" ucapnya tertawa hambar."Gak usah nyalahin diri sendiri bang" ucap seorang gadis yang tiba-tiba berada disebelah Varo.
"Lo? Ngapain disini?" Tanya Varo pada gadis itu.
"Gue gak sengaja liat lo dari sana tadi,gue pikir lo mau bundir bang taunya lagi galau-galauan" ucap gadis itu terkekeh setelahnya.
"Cih peduli apa lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Romantic Badboy
Teen Fiction⚠️Warning!! Cerita ini mengandung kata-kata kasar⚠️ Alvaro mendekat pada Aletta dan memeluknya erat. "Sayang sama kamu" ucapnya. "Uluhh manja nyaa sayang aku" ucap Aletta seraya mengelus rambut kekasihnya itu. Aktifitas pasangan itu pun tak luput da...