Acc Skripsiku, please! #2

126 25 4
                                    

Sasuke serius mengerjakan skripsi sesuai revisi dari dosen pembimbing skripsinya. Dia sebal dan ingin cepat-cepat menyelesaikan skripsinya ini. Sudah muak! Tanpa sadar Sasuke sudah mengerjakan skripsi sampai jam tiga pagi. Dia sudah gak kuat, memutuskan berbaring di sofa.

"Sasuke! Bangun! Ayo kita rapat!" Terdengar suara Itachi, kakak dari Sasuke membangunkannya.

Jujur saat mata Sasuke terbuka, perasaan pusing menyerang dirinya. Ditambah silau dari cahaya matahari menyorot dari jendela ruangannya. "Jam berapa sekarang?" Suara Sasuke terdengar lesu.

"Jam sembilan pagi. Lo belum makan?"

"Belum" Sasuke bangun dari tidurnya, memegang kepalanya, pening.

"Ngapain sih lo tidur di sini? Kek gak punya rumah aja. Ada istri padahal!"

"Sshhh... Gue lagi nyicil skripsi di sini!"

"Ah pasti sebel dapat revisian dari istri." Itachi membuka kantong keresek, terlihat bungkus nasi.

"Gue gak bawa makan banyak, gue kira gada lo di sini! Nih makan berdua aja!"

Sasuke langsung duduk di pinggir Itachi. Mereka makan satu bungkus nasi berdua sambil ngobrol tipis-tipis tentang keluarga maupun bisnis. Setelahnya Sasuke bersih-bersih sekilas dirinya dulu, lanjut rapat.

Selama rapat Sasume gak fokus sama sekali. Dia mual, pusing, dan lebih anehnya tiba-tiba dia pengen tomat? Ah sungguh dia gak kuat banget hari ini. Sasuke mual. Tiba-tiba dia izin keluar dari rapat, benar saja Sasuke muntah. Ah benar-benar deh, kenapa malah sakit?! Lebay banget perasaan, baru dikasih gadang ngerjain skripsi segitu doang.

"Kayanya tomat enak deh!"

Sasuke berjalan menuju ke daerah dimana banyak karyawannya. Dia meminta tolong untuk belikan tomat yang masih segar dan simpan ke ruangannya. Niatnya mau balik lagi ke ruang rapat, tapi badannya ini gak mau kerja sama dengan otaknya. Kepalanya semakin pusing, keleyengan. 

Gak peduli ini masih di pabrik, banyak karyawan liat, Sasuke mau pingsan. Pingsan bagi orang yang sakit, normal, kan?

BRUK

Benar saja Sasuke pingsan. Semua karyawan yang melihat Sasuke bergegas menolong bosnya tersebut, diamankan ke ruangannya.

.

"Sasuke-kun..." Terdengar suara istri tercinta memanggil namanya, terasa pipinya ditepuk-tepuk.

"Sayang..." Sasuke menyesuaikan cahaya yang masuk melalui celah matanya yang baru saja dia buka. Dia memegang tangan yang tadi menepuk pipinya itu.

"Ah syukurlah, kamu sudah sadar..." Sakura menghela nafas lega begitu suaminya sudah sadar dari pingsannya yang terbilang lama.

"Lo ngapain sih bisa pingsan?! Gak biasanya!" Itachi menatap heran Sasuke, membantu adiknya itu untuk duduk.

Sakura juga ikut membantu suaminya itu untuk memposisikan duduk di sana. Tanpa malu ada kakak di sana, Sasuke memeluk Sakura dari samping, menyandarkan kepalanya di bahu Sakura. "Panas. Kamu panas..." Sakura memegang dahi Sasuke yang berkeringat itu.

"Gara-gara skripsi kamu!"

Itachi menggelengkan kepalanya melihat adiknya yang lagi manja dan agak merengek itu pada istrinya. "Aku ambil dulu obat dan makan yang dibeli karyawan, ya!" Sakura mengangguk merespon ucapan Itachi, setelahnya Itachi langsung pergi keluar dari ruangan.

"Tapi beres kan revisiannya?" 

Bisa-bisanya malah nanya begitu?! Bukannya nanyain dulu gimana keadaan gue?! Sasuke menghembuskan nafasnya sebal. Sebal banget sama istri nya yang female alpha ini!. "Bisa cek aja di komputer!" Sasuke melepas pelukannya dari Sakura, menatap sebal Sakura.

Sakura langsung bangkit dari duduk. "Itu tomat! Ambilin!" Sasuke menunjuk tomat yang ada di keresek putih di meja kerjanya.

Tomat? Ngapain suaminya itu beli tomat? Iya sih Sakura tau suaminya itu suka banget tomat. Tapi bukan tomat mentahan gitu. Harus diolah dulu. Minimal jadi jus. Sakura mengambil keresek itu dan memberikannya pada Sasuke. Sasuke menyambutnya dengan senang dan memakan tomat itu. "Seger bangeeet!"

"Tumben pengen tomatnya langsung?"

"Gak tau, lagi pengen aja..."
"Coba cek cepet skripsiku!! Acc ya bab empatnya, sayang!" Sasuke menatap mohon Sakura. 

Sakura menghela nafas. Segera dia menyalakan komputer itu, membuka file skripsi Sasuke dan segera memeriksanya. Sasuke menatap Sakura yang sedang serius memeriksa skripsinya. Tak lupa sambil nyemilin tomat. Sangat interaktif banget bagi Sasuke melihat istrinya sedang serius seperti itu. Orang-orang gak tau aja istri gue yang kalem itu sama-sama manja kaya gue ke dia! 

"Oke sesuai revisian. Tapi masih ada beberapa yang harus ditambah dan dikurangi sih." Sasuke cemberut.
"Bisa lanjut ke bab lima, Sasuke. Jangan lupa, konsul dulu dengan Kakashi-sensei, setelahnya lanjut ke saya, ya!" Sakura kali ini sedang mode dosen.

"Yess!!" Sasuke bersorak gembira. 
"Apa aku sakit terus aja ya biar skripsi ku lancar begini pas diperiksa?"

"Ngomongnya aneh banget! Gak suka!" Sakura menatap sebal Sasuke. Ah imut banget istri gue!

"Bercanda, sayang. Sini, mau peluk!" Sasuke merentangkan tangannya ke arah Sakura.

Sakura tersenyum, bergegas menghampiri suami brodongnya itu. "Usap juga perutku ya, Sasuke-kun!" 

"Acc, sayang!" 

Keduanya terkekeh dan melanjutkan menyalurkan kasih sayang secara physical touch sampai Itachi datang ke ruangan Sasuke untuk memberikan makanan beserta obat. 

.

Siapa kira ketika Sasuke mengerjakan bab lima itu gampang. Iya sih bab lima ini gak sesulit bab empat. Hanya saja tetap saja ada aja yang harus direvisi olehnya. Apalagi revisian dari pembimbing keduanya alias istri tercinta. "Kamu ini bab lima itu hanya menjawab semua pertanyaan yang ada di bab satu. Simpulkan semuanya juga. Bukan merangkum!" Sakura memberikan kertas revisian Sasuke agak sedikit melempar.

Sasuke menahan diri agar tidak marah pada istrinya sekaligus dosen tercintanya itu. Memang hari ini gak tau kenapa istrinya tuh marah-marah terus. Dari bangun tidur. Dia seperti bete bawaannya liat Sasuke. Belum Sasuke yang muntah tadi pagi. Sasuke juga heran, kenapa akhir-akhir ini dia muntah terus. Kaya orang hamil, tiap pagi morning sickness.

"Saya kasih waktu sepekan untuk merapikan itu!"

Sasuke semakin menatap sebal Sakura. Kalian tau, padahal acc skripsinya tinggal dari Sakura saja. Kakashi-sensei yang pembimbing pertamanya sudah mengatakan skripsinya sudah bagus. Memang luar biasa pembimbing keduanya ini.

Sasuke mengambil kertas yang agak dilempar Sakura itu dengan agak kasar. "Kau bilang harus profesional kalau kita sedang di kampus, mana profesional mu itu?!"

Sakura menatap mahasiswa kesayangannya itu heran. "Apa maksudnya?"

"Anda kalau sebal sama saya, jangan bawa ke sini! Selalu saja salah skripsi saya di mata Anda! Bilang kalau saya salah sama Anda!"

Sasuke pergi dari ruangan Sakura dengan perasaan marah. Sakura terkejut dengan sikap Sasuke itu. Ini untuk pertama kalinya Sasuke marah di ranah kampus. Mungkin Sasuke juga sama-sama lelah. Sakura hanya ingin memberikan yang terbaik untuk hasil tugas akhir Sasuke yang merupakan suaminya. "Maaf ya..." Sakura mengusap perutnya lagi.

TBC

Satu chapter lagi geeess

Boleh gak aku minta komen, kritik dan saran untuk penulisanku ini?

Kasih prompt cerita buat aku dong:(
Nanti aku tulis pake karakter sasusaku lagi hehe:((

07 Oktober 2024

Collection Story of SasuSaku By Azn489Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang