BAB 14 : Mengikis Jarak

0 0 0
                                    

~Selamat Membaca~

••••••

Ujian kenaikan kelas telah berakhir hari ini. Sebagai acara penutupan diadakan upacara sekaligus do'a bersama untuk mendo'akan kelancaran kelas XI yang akan memasuki masa PKL.

Upacara berlangsung dengan khidmat, dengan Bapak Kepala Sekolah sebagai pembinanya. Seusai upacara, seluruh peserta berbaris berjajar hendak bersalam-salaman.

Alesha menaruh microphone di meja sekretariat, sebelum bergabung bersama barisan lain. Pada upacara kali ini ia bertugas sebagai MC atau pembawa acara.

Ia berjalan beriringan bersama rombongan kelasnya. Bergantian menyalami murid dan guru, tak lupa menyunggikan senyum ramah.

Tiba-tiba langkahnya harus terhenti ketika tangan mungilnya menyentuh tangan kekar milik Gema. Tangan itu menekan tangannya, menyalurkan hawa dingin yang terasa hingga ke otak.

Alesha yang sedari tadi menunduk akhirnya memberanikan diri menatap manik tajam itu.  Dapat ia rasakan mata itu mengintimidasinya, seiring dengan cengkraman tangan pada jemarinya yang semakin menguat.

Mau tidak mau, Alesha terpaksa menghentikan langkahnya. Seketika pikirannya kosong. Ia berusaha melepaskan cengkraman tangan itu namun gagal.

"Mas le-pass-in---"Bisik Alesha pelan namun penuh penekanan.

Saat ini ia harus segera melanjutkan langkah ke depan agar tidak mengundang kecurigaan, karena barisan di belakangnya sudah mengular.

"Ehhmmm....masih ditempat umum gaess."

"Lho.....lho....lho....Gema....Nggak bahaya ta"

"Wahh tambah wani iki."

Suara-suara sumbang dari teman satu gank Gema mulai terdengar. Pandangan mereka tertuju pada satu titik, yakni Gema yang dengan berani menggoda Alesha di acara sekolah yang seramai ini.

Jantung Alesha nyaris copot rasanya. Tangannya semakin membeku mendengar celetukan yang diucap oleh rekan Gema.

"Temui aku di atas sebelum pulang!"Bisik Gema tepat pada daun telinga Alesha. Membuat gadis itu bergidik ngeri.

Ucapan tersebut lebih patut disebut perintah dibandingkan ajakan. Otak cerdas nya belum mampu berproses dengan baik disaat-saat seperti ini. Akhirnya mau tak mau, dirinya mengiyakan tawaran Gema.

"Iya tapi lepasin."

Sebuah senyum smirk terukir di bibir Gema. Ia kemudian melepaskan kaitan tangannya pada jemari Alesha. Gadis itupun menarik napas lega.

Dengan langkah cepat ia berlari ke depan mengekor pada barisan yang sempat terputus. Saat ini pikirannya masih tidak karuan. Sorak sorai terdengar dari rombongan Gema and the gank.

"Tadi itu kenapa sih Les?"Haura sudah berada di belakang Alesha. Kejadian tadi rupanya tak luput dari pandangannya, memicu rasa penasaran gadis itu.

"Tau tuh Hau, sebel banget aku sama Mas Gema. Tanganku dicekeli."Keluh Alesha pelan. Haura tadi berada tepat di belakangnya. Mustahil rasanya jika ia berbohong dengan mengatakan tidak terjadi apa-apa. Alesha yakin dia pun sudah memahami kejadian barusan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AleshAffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang