스물둘

1.6K 126 2
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, seorang dokter yang bertugas di dua bidang spesialis itu kini sedang termenung duduk di dekat jendela, melihat pemandangan kota indah di luar sana.

'Jika kau mau, aku siap menjadi teman hidup mu'

Perkataan Jeno waktu itu masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Otaknya masih memproses kejadian tadi.

Lelaki tampan itu pergi begitu saja saat mark bertanya apa maksudnya.

"Bolehkah aku berharap?"




















______________________

Pagi harinya, mark terbangun lebih awal karena ia akan bertugas kembali dengan pekerjaannya.

Setelah selesai mandi dan memilih baju yang sesuai, mark memutuskan untuk membuat sarapan untuknya dan 2 Jung bersaudara.

Sesampainya di dapur, dokter manis itu segera memulai acara masaknya, tangannya begitu lihai memotong berbagai sayuran, ia akan membuat beberapa menu simple kali ini.

Mark yang di sibukkan penuh dengan masakannya, hingga tak menyadari jika Jeno sudah duduk di meja makan yang tak jauh dari dapur, menatap ke arah sosok yang setia berkutat dengan alat masaknya.

Sepertinya, dokter itu akan bekerja hari ini.

"Kau ada urusan di rumah sakit?".

Mark terlonjak kaget lalu menoleh ke arah asal suara.

"Y-ya".
Jawabnya dan kembali dengan kegiatannya.

Segala pergerakan kecilnya tak lepas dari mata tajam yang menatapnya.

Jeno memandang postur tubuh yang begitu indah dari arah belakang.

Pinggang ramping mark begitu pas jika ia peluk dengan tangan kekarnya dan jangan lupakan bagian bawahnya yang berisi mengundang libidonya yang ingin......

Ohhh, pikiran mu Jung Jeno.

Cepat-cepat ia menepis hayalannya yang bodoh itu dari kepalanya.

'shit! Kau sungguh menggoda, mark'











_________________________________

Mark menghidangkan semua masakannya ke atas meja makan, dokter manis itu begitu telaten mengurus pekerjaan rumah tangga.

Menjaga anak dan memasak.

Canda, hehe😃 tapi ada benarnya sedikit wk.

Jeno yang sudah rapi dengan jas kerjanya, kini kembali menyusul ke ruang makan.

Mendudukkan diri pada kursi tersebut. Ia memilih diam saat mark mengambilkan makanan untuk nya.

Terlihat seperti keluarga bukan?

Mark yang baru ingin duduk tak jadi, melihat jeano yang sudah lengkap dengan baju seragamnya sedang di gendong oleh salah satu maid.

Wajah merah jeano, menandakan anak itu baru selesai menangis.

"Turunin! Hiks turunin gak!"
Titahnya yang masih terisak kecil.

Jeno yang melihat itu sama sekali tak peduli, perutnya lebih penting dari pada adiknya.

Jeano diturunkan dari gendongan si maid pun berlari ke arah mark yang sudah mendudukkan diri.

"Jean kenapa, sayang?".
Tanya mark seraya mengangkat bocah gendut itu ke pangkuannya.

"T-tadi hiks Jean dicubit t-terus terus hiks di cium di sini di sini".
Adunya sambil menunjuk kedua pipi embul miliknya.

Mark menghela nafas pelan, ia pikir maid itu terlalu gemas dengan anak ini.

Mata bulatnya beralih menatap Jeno yang sudah memulai makannya sedari tadi.
Sangat-sangat tak peduli.

Ia mendudukkan jeano di kursi samping
"Sarapan, oke? Nanti telat sekolahnya".

"Eum".

Nomark

Asjsjshsjdhdjsksj

Asjsjshsjdhdjsksj

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

true love {Nomark}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang