15

1.8K 283 7
                                    

"Patah tulangnya cukup parah jadi harus di lakukan operasi sesegera mungkin" Ucap Dokter itu.

"Lakukanlah" Ucap Marco.

"Tapi dad—" Ucapan Mario terputus tak kala melihat Marco yang langsung menatap tajam ke arahnya.

"Apalagi? ini demi cucuku" Ucap Marco serius.

Setelah mereka semua setuju operasi itu langsung di lakukan oleh para ahlinya.

Tak lama Mario mendapatkan bukti rekaman CCTV dari bodyguardnya, Mario yang melihat itu semua langsung marah.

"Apa-apaan ini?!" Ucap Mario, semuanya pun ikut melihat rekaman itu.

Jennie menutup mulutnya karena terkejut melihat hal itu, air matanya pun kembali membasahi pipi mulusnya.

"Daddy akan menemuinya sekarang, dimana dia?!" Tanya Marco dengan wajah yang memerah karena marah.

"Di Mansion dad" Marco langsung pergi dengan di susul oleh Hyunbin.

Mario yang berniat untuk ikut itu tidak mendapatkan izin karena ia juga harus menenangkan Jennie yang kembali menangis.

"Hiks Rio bagaimana bisa anak sekecil itu sangat jahat?" Ucap Jennie.

"Ssttt sudah sayang semuanya akan di urus oleh daddy" Ucap Mario.

"Hiks jeongmal mianhae hika tidak seharusnya aku lebih mementingkannya dari pada anakku sendiri hiks maaf Rio" Jennie memeluk erat tubuh Mario.

Sekitar hampir 1 jam Jennie menangis dan dokter pun juga tak kunjung keluar dari ruang operasi hingga Jennie yang lelah menangis pun akhirnya tertidur.

"Bawa Jennie ke ruang rawat VVIP yang nanti akan di pakai Lisa saja Rio, mommy akan menunggu di sini bersama yang lain sampai dokter keluar dan kau urus dulu istrimu itu" Mario mengangguk mendengar ucapan Yejin.

"Jika dokter sudah keluar tolong hubungi Mario ya" Mereka semua mengangguk dan Mario langsung menggendong Jennie untuk ia bawa menuju ruang rawat VVIP yang nanti akan di pakai Lisa karena di sana juga terdapat tempat tidur yang memang di sediakan untuk orang yang menjenguk agar lebih nyaman.

Sedangkan di sisi lain Marco dan Hyunbin kini sudah sampai di Mansion yang di tempati oleh Mario, Jennie dan sang anak.

Mereka langsung mencari-cari Ella dan ternyata gadis itu tengah duduk santai di sofa dengan kaki yang di silang.

"Hahaha kalian cepatlah lap kakiku aku ini akan segera menjadi nona muda di Mansion ini" Ucapnya angkuh pada beberapa maid yang berjongkok di hadapannya dan tak menyadari kehadiran Marco serta Hyunbin.

"Berhenti!" Teriak Marco yang mampu membuat tatapan mereka langsung tertuju padanya. Ella langsung berdiri dari duduknya karena terkejut, begitupun dengan para maid mereka langsung berdiri serta menundukkan kepala.

Marco dan Hyunbin langsung mendekat ke arah Ella yang kini hanya diam.

"Keterlaluan! memangnya kau siapa?!" Ucap Marco marah.

Hyunbin yang tak mau membuang-buang waktu langsung menyeret paksa Ella sampai pada pintu depan Mansion.

"Jangan karena kau anak kecil aku tidak akan bermain kasar padamu, kau menyakiti cucuku.. KAU MENYAKITI PENERUS KELUARGA BESAR!" Bentak Hyunbin di depan wajah Ella.

"Aku tak akan segan-segan membunuh seluruh keluargamu bahkan jika perlu 7 turunan sekalipun akan ku bunuh!" Hyunbin menunjuk-nunjuk wajah Ella.

"J-jangan sakiti keluargaku, ku mohon" Ella langsung berlutut dengan tangan yang di satukan.

Di Pungut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang