Episode 4

123 26 14
                                    

Happy reading ❗

Hari ini adalah hari Jum'at dan pekerjaan Kenari tidak begitu banyak. Kenari dan tiga sahabat lainnya bisa pulang lebih cepat. Setiap awal bulan mereka semua seperti punya agenda sendiri untuk menyenangkan diri dari penatnya pekerjaan dan peran masing-masing di rumah.

Club The Alpha adalah tempat keempatnya biasa menghabiskan malam untuk menghilangkan suntuk.
Emir akan selalu menjadi pawang bagi ketiga teman perempuannya.

”Inget ya Ri, enggak boleh jauh dari gue atau Luna. Kamu juga Meeya.”

”Bang Emir nih posesif banget sih, aku bisa jaga diri tau. Nih, kak Riri yang harusnya di jaga ketat. Kalo mabok suka ngilang dan malu-maluin.” Dan ketiganya pun tertawa melihat muka masam Kenari. Kenari memang tidak pandai minum alkohol tetapi ia suka minum.

”Enggak sekalian gue di rante aja biar kalian enak jagain nya.”

”Kamu tuh Ri sasaran empuk om-om perut buncit.” Jawab Luna lagi.

”Dih apa enggak ada yang lebih bagusan dikit selain om-om perut buncit.”

”Ada, pak Dylan. Kandidat paling oke buat kak Riri.”

”Di bilang gue enggak suka daun muda.”

”Yakin? Kalau liat dia di depan kaya sekarang gimana?” Tunjuk Emir pada Dylan dan dua orang lelaki di sebelahnya. Ketiganya pun otomatis melihat arah telunjuk Emir.

”Ya ampun, pak Dylan emang ganteng banget. Beda banget sama style dia yang biasa rapih pake jas.” Meeya berucap histeris. Kalau bisa Meeya mau peluk Dylan sekarang juga.

Kenari pun melihat Dylan berbeda malam ini. Aura lelaki itu sangat dominan dan terasa jauh lebih dewasa dari umurnya. Jaket kulit dan celana jins bolong-bolong perpaduan berbahaya untuk Dylan malam ini. Tetapi Kenari menolak mengakui itu.

Di sisi lain meja, Dylan tengah duduk santai berbincang dengan dua sahabatnya setelah lama tidak bertemu melepas penat bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sisi lain meja, Dylan tengah duduk santai berbincang dengan dua sahabatnya setelah lama tidak bertemu melepas penat bersama. Meja mereka penuh dengan botol-botol alkohol berbagai merek. Bagi Dylan, alkohol adalah hal kecil untuk dirinya yang toleransi alkoholnya cukup tinggi. Dylan tidak akan mabuk dengan yang ada di depannya ini.

”Kaya apa sih cewek yang berhasil buat seorang Dylan Samudra uring-uringan setiap hari.” Ucap Jordan mengawali perbincangan pribadi setelah tadi yang mereka bahas adalah hal random.

”Gue juga penasaran, asli. Apalagi katanya umur itu perempuan jauh di atas Dylan. Apa sekarang suka nya sama yang lebih dewasa, biar bisa ngemong gitu maksudnya?” Nicholas tidak kalah penasaran seperti hal nya Jordan.

”Biar enggak usah ngajarin lagi kalo di ranjang mungkin.” Ucap Jordan asal.

”Sembarangan. Pokoknya dia itu beda dari yang lain. Selain cantik juga galak.” Ucap Dylan sambil tersenyum kala membayangkan wajah kesal atau marah Kenari.

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang