Episode 9

89 22 16
                                    

Happy reading ❗

Satu gelas Americano sudah berada di tangan Dylan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu gelas Americano sudah berada di tangan Dylan. Memasuki area kantor di pagi hari yang mulai sibuk, Dylan berjalan lurus kedepan, membalas sapaan dari karyawannya dengan sangat ramah.

Tampan dan juga pimpinan dari Samudra Grup, siapa yang tidak ingin dengan Dylan, hanya Kenari Atmaja saja yang menolak segala pesona Dylan.

Dari kejauhan, Kenari dan dua teman lainnya memasuki lobby perusahaan. Dylan melihatnya namun ia kembali berjalan lurus ke arah lift yang akan membawanya pada lantai ruangan kerja Dylan.

”Pak Dylan kok tumben pergi gitu aja liat kak Riri?”

”Udah punya gebetan baru mungkin.” Ucap Kenari asal.

”Padahal kan dia baru pulang dari perjalanan bisnis, masa ngeliat lo kok diem aja sih, Ri?”

”Ya mana gue tahu. Baguslah kalau dia nggak ngerusuh ke gue lagi.”

Kenari berjalan lebih dulu dari keduanya. Ini bukanlah sesuatu yang harus Kenari pikiran. Ada baiknya memang Dylan tidak lagi mendekati dirinya, karena Kenari dan Alexander mungkin akan melangkah lebih lanjut.

Kenari sampai di ruangan lebih dulu. Sudah ada Emir disana tengah menerima telfon entah dari siapa. Kenari berjalan ke mejanya. Meletakkan tas di laci, lalu menyalakan komputer dan duduk siap untuk memulai bekerja.

”Ri, sama pak Dylan di suruh ke ruangannya.”

”Ada apa?” tanya Kenari pada Emir.

”Laporan bulanan katanya.”

Kenari pun langsung mencari laporan yang sudah ia siapkan sebelumnya.

”Mungkin pak Dylan sekalian bawa oleh-oleh buat kak Riri juga, nanti jangan lupa di terima ya kak.”

”Kamu itu masih saja.”

Kenari keluar dari ruangan, siap untuk menghadap pada Dylan. Laporan telah siap dan Kenari yakin laporan yang ia buat cukup bagus.

Sesampainya di depan ruangan Dylan, Kenari ketuk pintu, lalu sautan dari Dylan terdengar.

”Selamat pagi pak, ini laporan yang bapak minta.” Dylan menerima laporan yang Kenari berikan.

”Kamu bisa duduk dulu.”

Kenari duduk dan Dylan membaca laporan dari Kenari dengan sangat teliti dan serius. Suasana menjadi hening tidak seperti biasanya ketika Kenari mendatangi ruangan bosnya ini. Kenari pun jadi kikuk sendiri.

”Laporannya cukup bagus tapi di bagian akhir saya minta di revisi sebelum di bahas ke rapat umum.”

”Baik pak, untuk revisinya akan saya kirim via email.”

”Ya, kamu bisa kembali bekerja.” Ucap Dylan lagi tanpa melihat Kenari, karena Dylan sudah sibuk dengan laporan lainnya. Kenari pun keluar setelah mengucapkan salam pada Dylan.

DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang