Samudra Grup adalah perusahaan pertama bagi Kenari dan dua sahabatnya bekerja sebagai karyawan tetap setelah menjalani lika-liku magang di berbagai perusahaan. Kenari merasa sangat nyaman berada di Samudra Grup, dengan berbagai benefit yang di dapatkan.
Lalu kejadian tidak terduga akibat dirinya yang tidak bisa mengontrol diri karena mabuk dan berakhir tidur dengan anak bos yang kini menjadi bos baru bagi Kenari.
Karier yang Kenari bangun selama ini tidak ingin begitu saja hancur akibat kesalahannya sendiri. Kenari benar-benar merasa malu dan tidak punya muka di hadapan Dylan Samudra. Setelah keluar dari ruangan Dylan, Kenari dengan cepat berlari ke arah toilet untuk mencuci mukanya.
Kenari kembali mengingat kejadian malam itu, Dylan Samudra, membisikan nama di telinga Kenari dan meminta dirinya untuk mendesah kan nama lelaki itu, karena pengaruh alkohol Kenari pun begitu saja mengikuti keinginan Dylan tanpa penolakan.
Sekarang lelaki yang ingin Kenari hindari dan tidak ingin bertemu lagi malah menjadi bos di perusahaan yang membuat Kenari selalu nyaman bekerja. Apalagi ketika melihat Dylan seperti meledek Kenari tadi, Kenari pun tidak suka. Apalagi umur Dylan terbilang jauh di bawah Kenari. Masih bau kencur dan pastinya labil.
Setelah berhasil menenangkan diri di toilet, Kenari pun bersiap untuk kembali menuju ruangannya, siap untuk kembali bekerja. Kenari rasa Dylan hanya ingin main-main saja dengannya. Bukan dengan Kenari orangnya jika itu hanya main-main.
”Ngapain si bos manggil tadi?” Tanya Luna ketika Kenari sudah duduk kembali di tempatnya.
”Biasalah urusan kantor.” Ucap Kenari bohong. Kenari tidak ingin mengatakan kejadian malam itu, karena menurutnya itu tidaklah penting.
”Uh,,aku kira pak bos mau bilang cinta sama kak Riri.” Ucap Meeya dengan wajah di buat seolah kecewa.
”Gak tertarik sama daun muda.” Ucap Kenari sedikit ketus. Entah mengapa Kenari jadi terbawa emosi ketika ingat wajah Dylan yang seperti meledek dirinya.
”Padahal pak Dylan ganteng banget loh kak?”
”Ambil aja sana.”
”Ya kalau pak Dylan mau sih, ya aku gas lah.”
”Daripada ngomongin bos baru mending kita pikirin mau makan siang apa nanti. Bosen kalo ke cafetaria kantor lagi.”
”Ri, ada rekomendasi gak?” Tanya Emir.
”Gue siang ada meeting diluar jadi sekalian makan siang. Sorry ya?”
”Ngapain minta maaf sih, enggak apa-apa lagi. Yang lain sih gimna?”
”Resto sebarang aja. Pasta disna enak katanya.”
Kesepakatan selesai mengenai makanan dan semuanya kembali sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.