Happy reading ❗
Mungkin hanya Dylan dan Kenari yang melabeli diri mereka sebagai teman tetapi tidur bersama di atas kasur empuk saling memeluk. Dinginnya ruangan membuat keduanya enggan untuk membuka mata meski matahari sudah mengintip dari celah tirai kamar.
Kali ini hanya tidur bersama tanpa adegan panas seperti sebelumnya. Entah bagaimana keduanya bisa di atas ranjang bersama tetapi yang jelas Dylan sangat senang saat ini.
Dylan sudah bangun lebih dulu tetapi Dylan masih betah memandangi wajah ayu, Kenari. Dengkuran halus dari Kenari terasa menggemaskan bagi Dylan. Dylan memanfaatkan waktu dengan sangat baik sebelum Kenari terbangun dan memarahinya jika perempuan itu tahu.
Tentu saja Dylan melakukan ini semua dengan persetujuan Kenari. Wajah Kenari yang kecil, bibir tipisnya dan hidung kecil Kenari semua Dylan pandangi dengan seksama. Dylan kini tahu jika Kenari memiliki tahi lalat di bawah matanya yang indah.
Kenari masih asik terlelap di alam mimpinya tanpa terganggu sedikit pun. Malah kini Kenari semakin merapatkan pelukannya pada Dylan.
Setelah sebelumnya telah saling jujur dengan perasaan masing-masing, Dylan merasa sangat lega. Setidaknya, Dylan bukan lelaki pecundang untuk cintanya.
Drrret! Drrret! Drrret!
Ponsel sialan, maki Dylan dalam hati, karena kini Kenari terbangun dan memandang tajam pada Dylan yang tersenyum canggung.
"Kita?" Tanya Kenari dengan raut wajah garang.
"No, kita semalam hanya tidur."
"Lagi pula kamu sendiri yang minta aku buat menginap. Siapa yang semalam merengek ketakutan karena menonton film horor?" ucap Dylan lagi karena Kenari seperti tidak percaya.
"Kalau tidak percaya, kamu periksa sendiri baju kamu."
Sontak Kenari langsung menutup kedua dadanya dengan kedua tangannya. Wajahnya memerah malu namun tidak bisa berucap apapun. Dylan hanya terkekeh melihat Kenari yang malu seperti ini. Dylan pun mengacak-acak rambut Kenari dan bangun dari ranjang empuk yang membuat nya tidur nyenyak semalam.
"Sana mandi, kalau kamu masih mau istirahat, kamu bisa istirahat untuk beberapa hari lagi."
"Yeh, mentang-mentang bos. Nggak lah aku hari ini masuk."
"Beruntung kamu punya bos kaya aku. Udah ganteng, perhatian pula."
"Tapi sayang jomblo."
"Makanya terima cinta bos kamu ini. Udah mentok di Kenari, cintanya."
"Wueeek, dasar buaya."
"Hamil kamu? Perasaan cuman sekali kita berhubungan." Ledek Dylan.
"Dylan, berondong sialan, pergi kamu." Kenari melayangkan bantal pada Dylan, lalu masuk ke dalam kamar mandi dan membanting pintu cukup keras. Dylan yang melihat itu hanya tersenyum saja.
"Anjir, semalem ngapain sih minta Dylan nginep segala. Kenari otak di pake, jangan sampe kejadian kemarin terulang lagi. Bisa besar kepala si berondong kecil itu." Kenari terus menggerutu selama membersihkan diri.
Sementara itu Dylan yang kini sudah di dapur Kenari sudah sibuk dengan pasta yang akan ia buat untuk sarapan mereka berdua nanti. Sarapan berdua dan berangkat bekerja bersama. Ah, rasanya seperti simulasi berumah tangga saja.