1

311 122 90
                                    

Happy Reading

Sebuah ketidaksengajaan membuat Liona harus berhadapan dengan Kaizen, seorang pengusaha muda sekaligus single daddy di usia nya yang menginjak 24 tahun itu.

Awal bermula, ketika Liona memutuskan untuk mencari angin, dan menjernihkan pikirannya dari skripsi yang selalu menghantuinya, Liona sendiri seorang mahasiswa semester 2 yang sehari harinya tidak ada yang menarik baginya.

Saat itu, liona duduk di sebuah taman yang cukup sepi di malam hari, ia memandang lurus kedepan dengan pikiran yang entah sudah kemana mana, namun lamunannya buyar seketika itu, saat seorang anak kecil menghampiri nya.

"Kakak...kakak..."

Liona menoleh dan tersenyum manis pada anak kecil di sampingnya itu, ia mengelus surai rambut anak kecil tsb dengan lembut, "iyaa? Ada yang bisa kakak bantu?"

"I-itu...papa Felix ada di dalam mobil,"
ujar Felix seraya menunjuk sebuah mobil hitam yang terparkir tak jauh dari taman yang sedang Liona tempati.
Liona mengikuti arah tunjuk felix, "hah? Papa kamu di dalam mobil? Maksudnya terkunci dari luar?"

Felix menganggukkan kepala nya lucu, "iya kakak..."

Dengan panik, Liona menggandeng Felix menuju mobil hitam tsb, liona menyempatkan mengintip dari kaca mobil, ternyata benar ada seorang pria yang tidak terlalu jelas wajahnya yang tengah memejamkan matanya di dalam sana.

"Felix, kamu tunggu sini ya, kakak mau coba dulu, siapa tau kakak bisa,"
Felix menganggukkan kepala nya dua kali.

Liona perlahan memegang handle pintu mobil, ia reflek terdiam sebentar saat pintu mobil ternyata bisa di buka, ia lalu menoleh pada Felix yang menatap nya dengan bingung, "kenapa kak? Kok kakak bisa buka pintu mobil Felix?"

"Kamu lagi jailin kakak ya? Pintu mobil ini engga terkunci kok."

"Engga kakak, tadi Felix mau buka pintunya susah."

Liona menghela nafasnya pelan, bagaimana ia marah? Di depannya kini seorang anak kecil yang lucu dan tampan, "kalo begitu, kamu bangunin papa kamu ya?" ujar liona seraya melirik seorang pria tampan yang tengah memejamkan matanya.

"Kakak bantu Felix dong, bangunin papa Felix, dia kalo Felix bangunin, susah banget."

Lagi lagi Liona menghela nafasnya kasar, lalu ia perlahan masuk ke dalam mobil itu dan mulai menepuk lengan tangan pria di depannya itu dengan pelan, "pak, bangun..."

Karena tidak ada pergerakan, Liona sedikit menepuk nya dengan keras. "Pak, bang-" Mata Liona melotot. Pria di depannya itu tiba tiba bangun dan menarik pinggangnya dengan kencang. Membuat bibir keduanya tidak sengaja bersatu.

Bukan hanya Liona saja yang terkejut, Kaizen dan Felix juga sama terkejut nya, "kalian berdua ngapain? Astaghfirullah..."

Reflek keduanya tersadar lalu saling menjauh dan Liona langsung keluar dari mobil, belum selesai dengan keterkejutannya. Kini Liona di kejutkan lagi dengan orang orang di depannya. Ternyata ada beberapa orang yang di depan mobil, dan Liona berpikir, apa mereka semua melihat tadi?

"Kamu sama pria itu, suami istri?" Reflek Liona menggeleng.

"Astaghfirullah," Beberapa orang disana mengucapkan bebarengan.

"Maaf Pak, buk. Kalian semua salah paham," Kaizen keluar dari mobil dan berusaha memberikan penerangan kepada beberapa warga itu.

"Salah paham gimana? Jelas jelas kita liat kamu sama perempuan ini ciuman di dalam mobil, mana bukan suami istri lagi," ujar salah satu dari mereka seraya menunjuk Liona.

Liona memegang kepalanya yang terasa pusing. Mengapa semuanya terjadi seperti ini? Padahal niatnya hanya untuk mencari angin.

"Maaf semua, kalian memang salah paham."

"Papa, tadi mulut papa kenapa cium mulut kakak ini?" Semua yang disana sontak menoleh pada anak kecil yang menatap mereka dengan kebingungan.

Kaizen duduk menyamakan tinggi badan putra nya itu, "Felix di dalam mobil ya? Papa masih ada urusan disini, habis itu papa susul ke dalam, oke?" Felix menganggukkan kepala nya cepat, "oke papa."

"Good boy."

Kaizen menutup pintu mobil nya agar Felix tidak mendengarkan pembicaraan mereka. "Maaf sebelumnya, saya mengakui salah, tapi ini saya lakukan murni tidak sengaja."

"Engga, ga ada kayak gitu, mana ada cium ciuman di dalam mobil? Bukan suami istri lagi."

"Baik, saya mengakui kesalahan, beri saya hukuman, biar masalah ini cepat terselesaikan."

"Menikah, kalian berdua harus menikah."

Liona melototkan matanya tidak terima, "buk? Jangan seperti itu, hukum kami berdua, tapi jangan menyuruh kita menikah."

"Saya setuju." Lagi dan lagi, Liona menganga mendengarkan penuturan dari mulut Kaizen.

"Apa apaan? Aku gamau!"

"Kita berdua setuju, jangan dengarkan omongan dia."

"Nah, ikut kami ke masjid deket sini, kami akan jadi saksi, agar tidak menjadi fitnah juga."

"Baik, langsung saja antarkan kita kesana."

Liona diam, ia hanya diam dan tidak mau mengeluarkan suaranya, apa apaan ini? Komedi macam apa lagi? Malam ini, malam ini dia harus menikah dengan pria yang tidak di kenali nya? Di hadapan beberapa warga dan tanpa sepengetahuan kedua orang tua nya? Hidup macam apa ini?

Liona diam, ia hanya diam dan tidak mau mengeluarkan suaranya, apa apaan ini? Komedi macam apa lagi? Malam ini, malam ini dia harus menikah dengan pria yang tidak di kenali nya? Di hadapan beberapa warga dan tanpa sepengetahuan kedua orang tua nya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terimaa kasiii, jangan lupa vote dan komen yaaa!!!

#Pensi
#eventpensi
#pensivol14
#teorikatapublishing

Enemies to LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang