11

53 26 9
                                    

Happy reading

Semua orang sudah berkumpul di meja makan, tak terkecuali Liona. Sebenarnya Liona tadi menolak untuk sarapan bersama mereka. Namun, Mireya memaksanya, apalagi Felix ikut serta juga memaksanya. Bukannya dia tidak lapar, malahan dia sangat lapar, ia rela menahan lapar demi gengsi. Ia hanya sungkan dengan mereka, ia hanya pendatang baru di mansion Kaizen, ia hanya menumpang tidur. Tapi, itu semua juga karena kesalahan dirinya dan Kaizen juga.

"Ayam gorengnya juga di makan dong, sayang." Liona tersenyum menanggapi Mireya.

"Iya, Mah. Aku makan kok."

"Widih, udah manggil Mama aja nih," ujar Ragash.

"Mama yang nyuruh, Mama pengen punya anak cewe," ujar Mireya.

"Ya buatlah, Mah," jawab seenaknya Ragash dan di hadiahi tampolan di bibirnya. "Mah? Sakit dong."

"Biarin, biar mulut kamu sekali kali di kasih pelajaran. Kalo ngomong enteng banget." Kaizen cengengesan melihat Mamanya memarahinya.

"Emang buat anak itu gimana, Nek?" sontak saja semua yang ada disana saling pandang mendengar pertanyaan polos Felix.

Ragash menahan tawa saat Mamahnya melotot kepadanya. "Bocil, di larang kepo."

Felix menatap Ragash tak suka, "Felix gak nanya sama Paman."

"Felix? Mau beli mainan?" Felix sontak menganggukkan kepalanya cepat, "mauu. Felix mau mainan, Kek."

"Kakek beliin, mau berapa? Beli yang banyak."

Felix tampak berpikir. Ia kembali menatap Batara. "Satu aja, Kakek. Kata Papa gak boleh beli mainan banyak banyak."

Batara mengangkat satu alisnya, "kenapa? Uang Kakek kebanyakan, beli aja sesuka Felix."

"Dih, sombong. Sama Felix gitu, sama anaknya sendiri pelit amat," sahut Ragash tak suka.

"Kamu siapa? Urus perusahaan Kakek dulu. Baru Papa beliin semua keinginan kamu," jawab Batara.

"Mau di beliin porsche juga, aku tetep gamau ngurus perusahaan Kakek," tolak Ragash.

"Bang? Lu jangan lupa, beliin gua Marvel pengeluaran terbaru," lanjutnya pada Kaizen.

Kaizen hanya berdehem. "Abang tf uangnya, kamu beli sendiri."

Mata Ragash berbinar, "wah? Suka gua kalo gini." Ragash tak masalah jika dirinya di suruh beli sendiri. Ia malah senang, karena abangnya pasti memberikan yang lebih, bahkan lebih banyak.

"Tumben banget kamu mau beliin dia mainan jametnya?" tanya Mireya. Jarang jarang Kaizen mau menuruti permintaan Ragash. Kaizen selalu menolak dan menyuruh Ragash untuk beli sendiri. Padahal uang Ragash juga banyak, walaupun tak sebanyak milik Kaizen.

"Gapapa, Mah. Sekali kali bikin dia seneng." Mireya hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Kakak, suapin Felix dong." Liona sontak menolah ke Felix yang duduknya bersebrangan dengan dirinya.

Liona tersenyum. "Boleh, sini kakak suapin."

Felix langsung turun dari tempat duduknya dan menghampiri Liona. "Sini, kakak pangku kamu aja." Felix menurut. Liona menggendong dan menaruh Felix duduk di pangkuannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enemies to LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang