5

128 73 52
                                    

Happyy Reading

Tak membutuhkan waktu lama. Kue buatan Liona kini sudah jadi. Sangking fokusnya, Liona tak sadar jika sedari tadi Rajash dan Felix sudah tidak ada disana, "loh? Kemana perginya mereka berdua?"

Liona kembali merapikan kue buatannya. Ia hias dengan seindah mungkin, dan meletakkannya di atas meja, "ini aku harus cari dia gitu? Bibi Rania dimana ya? Kok aku engga keliatan sama sekali daritadi," gerutu pelan Liona. Namun tak urung ia mulai meninggalkan dapur dan mencari keberadaan Rajash dan Felix di mansion yang besar itu.

"Lah? Itu mereka kan?" Liona menyempitkan matanya. Ia melihat Rajash dan Felix yang tengah santai di ruang keluarga dengan beberapa bungkus yang berserakan di lantai.

Liona mulai menghampiri mereka, "maaf, kue nya udah jadi," ujarnya pelan. Ia takut menganggu aktifitas mereka berdua yang tampak serius bermain game online lewat tv besarnya.

Rajash dan Felix sontak menoleh, "eh sorry, gua lupa."

"Gapapa, itu kue nya udah jadi, aku taruh di atas meja,"

"Kalo gitu, aku pamit ke kamar dulu ya," lanjutnya.

"Eh jangan, lu ikutan makan kue nya sama kita berdua. Masa lu yang bikin tapi kagak ikut makan," ujar Ragash seraya membereskan kerusuhan yang ia buat.

Felix menganggukan kepalanya pelan, lalu menoleh ke Liona, "bener itu apa kata paman. Kakak Liona makan kue nya juga ya?"

Mau menolak, tapi ini permintaan pemilik mansion yang ia tempati, "iya, kakak ikut deh."

Felix bersorak gembira, "yeee, kakak ikut makan juga ... ayo, ke dapul kak. " Felix mengandeng tangan Liona. Sedangkan Liona hanya menuruti Felix yang menarik nya, walaupun tidak ada tenaga sama sekali dari Felix.

"Woi bocil, beresin ini dulu!!"

Felix berhenti, lalu berbalik badan menatap Ragash, "engga mau, paman aja yang belsihin itu, Felix mau makan kue nya dulu, wle." Felix menjulurkan lidahnya, sebelum dirinya menarik tangan Liona lagi, "ayo kak, cepet."

"Awas lu, cil."

***

"Wah, kue buatan kakak enak banget." Liona tersenyum melihat antusias Felix.

"Enak? Kapan kapan kakak buatin lagi ya?" Felix menganggukan kepalanya cepat, "mau mau, buat banyak banyak."

Liona lagi lagi tersenyum dibuatnya, "oh iya, Felix sekolahnya kelas berapa?"

"Felix engga sekolah, kakak."

"Hah? Tapi Felix kok bisa ngomong lancar?" herannya. Sejujurnya, Liona kagum dengan Felix yang sudah lancar berbicara walaupun dirinya masih kecil.

"Bentar kak, Felix habisin kue nya dulu, sisa dikit ini." Liona tertawa ringan. Ia geleng geleng kepala. Ada ada aja tingkah bocah di depannya itu, "iya, habisin aja dulu."

"Felix belajal kakak, Felix belajal baca sama papa," ujar Felix setelah kue nya benar benar habis di tangannya.

"Tapi Felix engga bisa baca er yaa?" Liona memicingkan matanya. Ia menyadari jika Felix susah mengucapkan huruf er.

Enemies to LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang