LINDUNGI AKUN WATTPADKU GUYS.... HAHAH... kalau dapet peringatan lagi kita bubar ya😭👍🏻
🍀🍀🍀
still 3 years ago...
Setelah tiga bulan absen, pagi ini terasa sangat berbeda bagi Jiwon. Ia sudah siap untuk kembali bekerja, mengenakan blazer kesayangannya dan merasa cukup percaya diri untuk kembali ke rutinitas kantor. Namun, satu hal yang membuatnya terkejut adalah ketika ia keluar dari rumah, sebuah mobil hitam sudah terparkir di depan gerbang, dengan seorang sopir yang sudah menunggu.
Sopir itu membuka pintu dengan sopan. "Nona Jiwon, saya diinstruksikan oleh Sajangnim untuk menjemput Anda. Katanya, Anda tidak boleh lagi membawa mobil sendiri."
Jiwon mengerutkan kening, heran dengan perintah itu. Soohyun? Tidak boleh bawa mobil? Ia ingat kecelakaan yang menimpanya tiga bulan lalu, tetapi tidak pernah terpikir Soohyun akan sejauh ini mengatur soal transportasinya.
Dalam perjalanan menuju kantor, ponsel Jiwon bergetar. Nama Soohyun muncul di layar.
Jiwon, mulai sekarang kau tidak perlu menyetir sendiri. Aku tidak ingin mengambil risiko lagi setelah kecelakaan itu.
Jiwon menghela napas panjang. "Sajangnim, aku sudah sembuh. Aku bisa menyetir lagi."
"Tidak ada diskusi soal ini. Kau naik mobil yang aku sediakan, titik."
Suara tegasnya membuat Jiwon tak bisa membantah lebih jauh. "Baiklah," jawabnya pendek, meski masih merasa sedikit tak nyaman dengan perhatian berlebihan ini.
---
Sesampainya di kantor, Jiwon langsung menuju ruangannya untuk mempersiapkan berkas-berkas yang harus ia serahkan pada Soohyun. Meski sedikit canggung setelah absen begitu lama, ia mencoba bersikap profesional dan segera membawa berkas-berkas tersebut ke ruang kerja Soohyun.
Jiwon mengetuk pintu dan masuk dengan hati-hati. "Sajangnim, ini berkas-berkas yang perlu Anda tandatangani."
Soohyun duduk di balik mejanya, tampak serius memeriksa dokumen lain. Ia hanya mengangguk, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. "Letakkan di meja," katanya singkat.
Jiwon menurut dan hendak pergi, namun sebelum ia sempat membuka pintu, tiba-tiba tangan Soohyun menariknya dengan cepat.
"Eh——!" Jiwon terkejut saat tubuhnya ditarik mendekat, sebelum ia sadar, ia sudah duduk di pangkuan Soohyun.
Wajahnya memerah seketika. "Sajangnim...?"
Soohyun tidak berkata apa-apa, hanya menyandarkan kepalanya ke bahu Jiwon dan memeluknya erat, seperti menumpahkan kerinduannya selama tiga bulan ini. Hidungnya mengusap pelan leher Jiwon, dan Jiwon bisa merasakan hembusan napas Soohyun di kulitnya.
"Aku sudah tiga bulan menahan diri," bisik Soohyun pelan, suaranya rendah dan lembut, tetapi penuh intensitas. "Kau pikir aku tidak merindukanmu?"
Jiwon tersentak, tubuhnya membeku di pelukan Soohyun. Meski ia merasa sedikit kaku, ada kehangatan yang sulit ia tolak. Soohyun memeluknya semakin erat, seolah-olah tidak ingin melepaskannya.
"Sajangnim... ini... di kantor..." gumam Jiwon dengan suara nyaris tak terdengar, tetapi Soohyun hanya mendekatkan wajahnya lebih dekat, tanpa sedikit pun peduli pada formalitas.
"Jangan khawatir. Tidak ada yang berani masuk ke ruangan ini tanpa izin," jawabnya dengan nada rendah sambil terus membenamkan wajahnya di leher Jiwon, menikmati momen tersebut.
Jiwon hanya bisa terdiam, wajahnya merah padam. Dia tahu hubungan mereka tak sepenuhnya profesional, namun pelukan ini terasa begitu intim setelah sekian lama tak bertemu. Soohyun, yang biasanya dingin dan tegas, sekarang berubah menjadi seseorang yang begitu hangat dan manja.
"Aku butuh ini... setidaknya sebentar," ucap Soohyun lagi, kali ini dengan suara yang lebih lembut, nyaris memohon.
Jiwon menelan ludah. Dia mencoba merasionalisasi situasinya, tapi pada akhirnya, dia hanya mengangguk pelan, membiarkan Soohyun menikmati momen manja mereka yang telah lama terpendam.
Bagaimanapun, ia juga tidak bisa menolak fakta bahwa ia sendiri merindukan kehadiran Soohyun lebih dari yang ia sadari.
“Aku merindukanmu,” bisiknya pelan, dengan suara lembut yang nyaris bergetar.
Jiwon bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Tanpa bisa menahan diri, ia menoleh, dan Soohyun segera menangkap bibirnya dalam ciuman yang dalam. Tangan Soohyun memegang tengkuk Jiwon, menariknya semakin dekat, sementara Jiwon membalas dengan penuh kerinduan. Mereka mencecap satu sama lain dengan mata tertutup, seolah-olah dunia di luar ruangan itu lenyap.
Tanpa sadar, Jiwon mengubah posisinya, kini ia duduk menghadap Soohyun di pangkuannya, tangannya melingkari leher pria itu, membiarkan ciuman mereka semakin dalam dan intim.
Jiwon sengaja menekan inti tubuhnya ke inti tubuh Soohyun, hingga Soohyun memekik dalam ciuman mereka. “What a bad bitch, huh?”
Jiwon memakan dagu Soohyun, sedang kedua tangannya memijit bahu lelaki itu dengan handal. Gadis itu berbisik di depan bibir Soohyun, “I’m only yours.”
Soohyun terkekeh, gadis ini sangat agresif. Tidak sia-sia mengajarinya hingga menjadi seperti yang Soohyun inginkan.
Jiwon memegang kemaluan Soohyun, lalu bertanya, “Apakah aku juga satu-satunya untukmu, hm?”
Soohyun mendesis, “Tentu saja sayang...” lelaki itu membuka paksa kemeja Jiwon hingga kancing atasnya lepas, “YAAAA!”
Soohyun tertawa, membuka pakaian gadis itu lalu menyingkap roknya. Soohyun kaget setengah mati, “APA MAKSUDMU?! KAU TIDAK PAKAI CELANA DALAM?!”
Jiwon cuma nyengir, ia melepaskan bra-nya sendiri lalu mengarahkan tangannya sendiri untuk membuka kancing dan menurunkan resleting celana Soohyun. “Junior sudah tegak!” kata Jiwon dengan mata berbinar, tangannya mengelus-elus lembut namun direspon erangan tak tertahankan oleh Soohyun.
Jiwon segera memasukkan penis Soohyun dalam lubangnya. Keduanya berteriak keras setelah penyatuan lagi usai 3 bulan.
Soohyun meremas payudara Jiwon, “Goyangkan tubuhmu, sayang...”
Jiwon dengan cepat bergerak mengejar pelepasannya, gadis itu menggigit bibir bawahnya sebab Soohyun dengan sengaja menyusu dan meremas payudaranya.
“Soohyun-ahh....” desahnya ketika merasakan gigi Soohyun menggigit putingnya untuk menyalurkan hasrat.
Tangan Soohyun membantu pinggang Jiwon agar menghentak sekeras mungkin. “Kamu enak banget sayang...” lelaki itu merasa puas dengan gerakan Jiwon yang lihai.
“I’m coming, eungh...” Jiwon merem melek ketika mendapatkan pelepasannya, gadis itu langsung ambruk di pelukan Soohyun. Tubuh keduanya yang berkeringat menempel. Jiwon menetralkan nafasnya, Soohyun mengecupi punggung telanjang sang gadis.
Soohyun menyingkirkan seluruh berkas di atas meja hingga Jiwon berjengit. Lelaki itu mendudukkan Jiwon di atas meja kacanya. “Let's go baby girl...”
“Bagaimana kalau kacanya pecah?” tanya Jiwon ragu.
Soohyun melepas seluruh pakaiannya, “Maka kau harus berpegangan yang kencang ke pinggiran meja, karena aku akan menghentakmu begitu kuat hingga kau menyerah, sayang....”
Jiwon segera menungging walaupun ragu, kedua tangannya sudah memegang erat pada pinggiran meja.
Soohyun menatap Jiwon liar, tangannya membuka kuat pantat Jiwon dan dihadiahi tamparan hingga Jiwon berteriak kencang. Perih menjalar hingga kakinya yang menahan.
“Ahhh, sakit, Dad!”
Soohyun menjilati lubang vagina Jiwon hingga wanita itu mati-matian menahan lututnya yang sudah gemetar.
Tanpa menunggu lagi, lelaki itu segera melesakkan penisnya ke dalam lubang Jiwon. Gadis itu berteriak nyaring, mendesah sekuat tenaga begitu Soohyun menghentak tanpa ampunan dan tanpa aba-aba.
Soohyun begitu tajam, begitu kuat. Jiwon hanya mendesahkan namanya seribu kali hingga serak. Begitu Soohyun mendapatkan pelepasannya, ia segera menggendong tubuh Jiwon ke kamar mandi. Mereka harus membereskan kekacauan kecil yang mereka perbuat.
🍀
10102024
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Love Behind The Contract | Kim Soohyun Kim Jiwon
Fanfictionebook ready, cek komen di chapter akhir yaa Perjanjian kontrak sebagai sugar baby selama 10 tahun. Gadis itu marah melihatnya, "Anda pikir, anda siapa?!" sungutnya kesal. "Kamu gak ada pilihan, Jiwon. Kamu cukup jadi sugar baby untuk 10 tahun, saya...