17. Pilihan Belum Selesai🔞

656 73 25
                                    

Matahari bersinar cerah pagi itu, tetapi hati Jiwon terasa mendung. Dia duduk di meja kerjanya dengan segelas kopi yang sudah dingin, pandangannya tertuju pada dokumen yang harus segera diselesaikan.

Namun, pikirannya terus melayang ke arah yang tak diinginkannya—Soohyun.

Sudah beberapa hari sejak pertemuan di lift, tetapi kata-kata Soohyun masih terngiang jelas di telinganya. "Aku tidak akan pergi kemana-mana, Jiwon."

Kalimat itu seperti bayangan yang terus menghantuinya, membuatnya merasa terperangkap diantara masa lalu dan masa depan.

Di sisi lain, Seojoon semakin serius mengajaknya membahas rencana pernikahan.

Setiap pembicaraan tentang masa depan mereka membawa kehangatan, tetapi juga ketakutan yang sulit dijelaskan.

Apakah dia benar-benar sudah siap? Atau, lebih buruk lagi, apakah dia benar-benar yakin Seojoon adalah jawabannya? Atau hanya sebagai pembuktian bahwa dia bisa hidup tanpa eksistensi Soohyun yang telah membelenggunya 10 tahun terakhir?

Malam itu, Jiwon dan Seojoon duduk di sofa apartemen Seojoon. Di atas meja, beberapa katalog lokasi pernikahan terbuka, menampilkan gambar-gambar indah dari tempat-tempat mewah.

Seojoon tersenyum hangat, "Aku suka tempat ini." Dia menunjuk salah satu halaman, sebuah taman terbuka yang dikelilingi bunga lavender.

Seojoon tersenyum manis, "Tempat initerasa seperti kita. Sederhana dan elegan."

Jiwon mengangguk pelan, mencoba menyamai antusiasme Seojoon, tetapi pikirannya sulit untuk benar-benar fokus. Dia menatap gambar itu, tetapi yang terlintas di pikirannya adalah momen-momen dengan Soohyun—bagaimana pria itu selalu memutuskan segalanya untuknya, bahkan hingga hal-hal kecil.

Jiwon berusaha tersenyum, "Ya, tempat ini indah." Seojoon menyadari keraguan di wajah Jiwon, "Jiwon, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat tidak terlalu tertarik dengan ini semua."

Jiwon terdiam, merasa bersalah karena tidak bisa sepenuhnya hadir di momen ini. Jiwon menggeleng, "Aku hanya... sedikit lelah. Banyak pekerjaan di kantor."

Seojoon mengangguk, meskipun sorot matanya menunjukkan bahwa dia tidak sepenuhnya yakin. Dia menggenggam tangan Jiwon, memberi sentuhan yang hangat dan menenangkan.

Seojoon mengelus jemarinya, "Aku tahu ini tidak mudah bagimu. Tapi aku ingin kau tahu, Jiwon, aku tidak akan memaksamu. Kita bisa mengambil waktu sebanyak yang kau butuhkan."

Jiwon mengangguk pelan, tetapi hatinyasemakin berat. Ia tahu Seojoon tulus, tetapi mengapa bayangan Soohyun tidak pernah benar-benar hilang?

Sementara itu, Soohyun duduk diruangannya dengan tatapan kosong. Di hadapannya, sebuah bingkai kecil berisi foto lama dia dan Jiwon dari salah satu perjalanan bisnis mereka.

Itu adalah salah satu momen langka ketika Jiwon benar-benar tersenyum tulus di sisinya. Soohyun berbisik pelan pada dirinya sendiri, "Kau pikir kau bisa pergi begitu saja, Jiwon? Kau salah."

Dia mengambil ponselnya dan mulai mengetik pesan. Setelah beberapa detik ragu, dia akhirnya mengirimkan pesan itu kepada Jiwon.

"Aku ingin bertemu. Sekali ini saja. Aku janji tidak akan mengganggumu lagi setelah ini."

Soohyun tahu pesan itu mungkin terdengar sederhana, tetapi dia yakin Jiwon tidak akan bisa mengabaikannya.

Dia tahu kelemahan Jiwon lebih baik daripada siapa pun.

***

Hari berikutnya, kantor terasa lebih tegang dari biasanya. Seojoon baru saja menerima laporan bahwa Soohyun telah mengalihkan beberapa proyek besar perusahaan ke tim lain tanpa pemberitahuan.

✅Love Behind The Contract | Kim Soohyun Kim JiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang