08. -Makan Sore

62 7 2
                                    

Satu minggu berlalu, Arsena sekarang bisa pelan pelan untuk berjalan. Meskipun cara berjalan nya tak terlalu normal, itu cukup mengembangkan senyum nya kembali. "Guys! Nanti kerumah gue ya, kebetulan si Callista beneran nurutin kemauan gue di RS waktu itu!" Pekik Ashala menggebrak meja, menyalurkan energi bahagia.

"Yaudah santai kali Shal, gue ajak Zenanda ya? Di rumah kaga ada orang, kasian dia nungguin gue" Sahut Asgata, kalian tidak selah membaca. Asgata Sekarna, kakak dari Zenanda yang satu minggu terakhir di tugaskan untuk menggantikan tugas Arsena.

"Iya santai aja, barangkali Zenanda juga ajak Rasya gapapa kok" Asgata tersenyum kembali menulis daftar anak yang telah melanggar peraturan. "Eh Shal emang nanti banget ya pulang sekolah?" Tanya Masya.

"Engga, kalian bersih-bersih diri aja dulu. Terus kalo udah siap ke rumah gue ya" Asgata dan Masya mengangguk, sedangkan ada satu gadis yang sedang di hukum di ruang OSIS dengan mengangkat satu kaki sembari memegang kedua telinganya.

"AAAA TUHAN... KAK! MASIH LAMA YA? ARINE CAPE" Suara teriakan gadis tersebut tentu dengan cepat di bungkam oleh Masya. "Eh jangan teriak dong, di pikir kita ngapa ngapin kamu lagi" Tegur Masya memperkuat kuncian bungkam di gadis lumayan tinggi itu.

"Kan emang kalian bertiga ngapa-ngapain aku! Mana di suruh bikin video di TikTok permohonan maaf lagi!" Ketiga nya pun merasa geram dengan celotehan gadis tinggi dengan badan ideal sepeeti idol. "Ck lo bisa diem ga sih? Suara lo kek toa!" Tampak gadis tersebut berkaca-kaca mendengar bentakan Asgata.

"Ya Tuhan.. Gue do'a in dah Arsena cepet masuk, gue bosen liat ni bocah di hukum mulu di ruang OSIS" Keluh Asgata mendekati gadis tersebut sembari membaca nametag nya. "Arine Vicly, woi bocah lo kelas mana?" Tampak bibir gadis bernama Arine itu bergetar.

"Udah lah Ta minta maaf sono, anak orang lo buat nangis. Lagian bentakan nya juga kekencengan, gue juga kaget" Asgata menghela nafas mendengar tutur dari Ashala. "Iya Ta minta maaf sono sama tuh bocah, meskipun gue juga bosen nengok muka nya disini mulu" Sahut Masya ikut berbicara.

"Ck oke oke, cil gue minta maaf ya!" Lagi, suara tangisan itu terdengar membuat ketiganya menutup telinga nya. Sungguh ketiga orang tersebut sudah muak dengan gadis cengeng berbadan tinggi yang bernama Arine itu.

"SIALAN!! YANG BENER NAPA TA"

"EH BOCAH KECILIN SUARA LU," Pekik Asgata yang membuat Arine sesegukan.

"Maaf, maaf bentakan nya tadi. Besok-besok jangan telat ya? Sepatu nya juga harus dominan hitam atau putih ya? Jangan pake sepatu barbie pink lagi, oke? Arine Vicly?" Arine mengangguk kecil mengusap air matanya, ssdangkan kedua gadis yang di belakang nyengir-nyengir atas nada dan tutur lembut Asgata.

"Jadi gini Sya judulnya 'Murid telat yang ku hukum ternyata jodoh ku'." Keduanya heboh tertawa tanpa mempedulikan Asgata yang sudah menahan amarahnya melawan dua wanita menyebalkan yang akhir akhir ini menjadi teman nya.

"Akhh! Padahal lo berdua yang nyuruh!"

***

Rasya dan Zenanda sedang bermain game online di kelasnya yang kebetulan jam kosong karena guru yang mengajar kelas nya sedang menjaga anak nya yang sedang sakit, tentu saja jam kosong ini tak jauh dari kata ricuh dan berisik.

"Woi diem woi!" Teriak menggema ketua kelas terus menerus, saat jam kosong pasti peran ketua kelas sangat berisik dan sangat penting untuk bertanggung jawab mengurus kelas. Tentu saja kedua insan ini tak peduli.

"Maju Sya! Nanti gue bantuin dari belakang!" Rasya mengangguk mulai menjalankan hero nya untuk segera menang dan lanjut match betikutnya.

FRANS!SCO! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang