22

76 1 0
                                    

Yin Jie dan Yu Hua membawakan sarapan.

"Saat kita datang, kita kebetulan bertemu Wakil Presidir Lin di bawah. Dia menyuruh kita membawa bubur ini ke atas...kayaknya asisten rumah tangga yang memasak dan mengirimnya kesini." Yu Hua berbicara sambil membuka termos.

Yin Jie menyodok hidungnya ke mana-mana di kamar rumah sakit.

Ketika dia mengetahui bahwa aku baik-baik saja, dia dengan cepat terbebas dari rasa bersalahnya dan melihat sekeliling ruangan dengan penuh semangat.

"Wow, Xi Guang, kamu menginap di kamar single. Wakil Presidir Lin sangat murah hati."

Yu Hua jauh lebih perhatian daripada dia, duduk di samping ranjang rumah sakit dan menatapku yang makan bubur. Sambil melakukan itu, dia juga mengkhawatirkan biaya pengobatan, "Sepertinya asuransi kesehatan kita tidak akan mengganti biaya kamar single seperti ini, kan?"

"Apa yang kau khawatirkan? Wakil Presidir Lin sudah membayar semua tagihannya kemarin." Yin Jie tampak acuh tak acuh, "Jika itu bukan karena teriakan dari teman wanitanya, Xi Guang tidak akan ketakutan hingga jatuh dari atas. Tapi, Xi Guang, kamu tidak boleh menyalahkan Wakil Presidir Lin, huh."

Yu Hua bertanya dengan penasaran, "Bagaimana kamu tau itu teman wanitanya, bukannya pacar?"

Yin Jie berkata dengan nada tidak setuju, "Kamu tidak melihat bahwa Wakil Presidir Lin terlihat begitu galak dan menakutkan kemarin? Sebenarnya setelah Xi Guang jatuh, kurasa wanita itu sangat ketakutan. Jika dia adalah pacarnya, Wakil Presidir Lin akan menghiburnya tetapi pada akhirnya dia tidak melakukan apa-apa. Kudengar dia adalah bekas teman sekelasnya."

Yin Jie berjalan ke depan ranjangku dan berkata dengan sangat serius, "Xi Guang, kedepannya, jangan bilang Wakil Presidir Lin tidak memperlakukanmu dengan baik. Ketika dia mengirimmu ke rumah sakit kemarin, dia menangani semuanya sendiri. Dapat dikatakan bahwa dia membuktikan dirinya sebagai mantan dokter, sangat menakjubkan. Sebelum ambulans datang, dia memberikan pertolongan pertama kepadamu, benar-benar hebat. Kemudian, dia menceramahi seorang dokter magang di rumah sakit yang sedikit ceroboh. Dia bahkan menyuruh orang itu untuk pindah kerja lebih awal. Jangan menjadi dokter lagi, agar tidak merugikan orang lain maupun diri sendiri. Aku belum pernah melihatnya begitu galak, aku jadi takut."

Aku juga dengar.

"oh ya, kamu juga muntah padanya."

"...."

Kali ini aku langsung terperangah.

Pikiranku seakan-akan mengingat sesuatu. Sepertinya saat dia membangunkanku, apakah aku langsung muntah padanya?

"Dia bahkan menopangmu dengan tangannya agar kau bisa muntah padanya. Kalau tidak, kau pasti akan jatuh. Oh, ngomong-ngomong, aku tidak tahu apakah tangannya terluka karena dia hanya memegangmu dengan satu tangan.........Xi Guang, saat itu ketika Wakil Presidir Lin bergegas datang, dia berlutut...... "

——

Setelah sarapan, aku menyuruh Yin Jie dan Ye Hua kembali bekerja karena aku baik-baik saja. Meskipun ada beberapa goresan di kakiku dan aku sedikit kesulitan berjalan, itu bukan masalah besar. Mereka tidak perlu membolos untuk menemaniku.

Aku memikirkan Lin Yusen.

Meskipun jika bukan karena jeritan temannya yang mengerikan, aku tidak akan jatuh. Namun dia telah merawatku setelahnya, bahkan jika sikapnya...... tidak begitu ramah dan sangat aneh. Pokoknya haruskah aku tetap berterima kasih padanya?

Aku ragu-ragu sejenak, lalu mencari nomor telepon selulernya.

Untuk keperluan pekerjaan, aku selalu memiliki nomor teleponnya, tetapi aku tidak pernah menghubunginya. Aku berjuang keras cukup lama memikirkan isi pesan teks-ku sebelum aku mengirimkan pesan singkat kepadanya.

Blazing Sunlight I [BAHASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang