35

66 0 0
                                    

Setelah mengumpulkan dan memeriksa hadiah-hadiah, Little Duan berlari kembali ke atas untuk meminta orang-orang turun untuk memindahkan barang-barang. Aku tetap tinggal untuk mengawasi barang-barang itu, meninjau kembali catatan itu, membuat beberapa catatan, dan sebagainya.

Karena itu, aku adalah satu-satunya yang tersisa di ambang pintu gedung kantor.

Setelah mencatat beberapa saat, aku berhenti menulis. Aku berdiri diam dan terus berpikir, lalu aku tertawa.

Tiba-tiba punggungku ditampar dengan keras.

Saat aku berbalik, Yin Jie bergegas ke arahku, "Ah ah ah, aku sudah mendengar semuanya. Nie Xi Guang, jika kau menyangkal lagi bahwa Wakil Presidir Lin sedang mendekatimu, aku tidak akan berteman denganmu!"

Seperti kata Lin Yu Sen, rayuannya padaku tidak boleh dianggap sebagai bebanku dan tidak ada yang perlu disembunyikan dari orang lain. Bahkan jika aku belum bisa melepaskannya dan tidak bisa menerimanya, aku juga tidak perlu malu dan menghindar.

Dulu aku begitu berani mengejar seseorang. Mengapa aku tidak bisa sama beraninya saat dikejar seseorang?

Aku menghela napas lega, seolah tiba-tiba melepaskan belenggu yang entah kapan muncul di lubuk hatiku.

Yin Jie masih menjabat tanganku yang dipegangnya dan mendesakku untuk menjawab. Aku tersenyum padanya. Dengan mata penuh harap menatapku, aku mengucapkan dua kata dengan sungguh-sungguh.

"Menurut kamu?"

Aku dipukul oleh Yin Jie sampai aku harus menutupi kepalaku dan melarikan diri seperti tikus.

Sambil menunggu Little Duan memanggil orang untuk turun memindahkan barang-barang, aku menyelesaikan tugasku. Kemudian aku kembali ke kantor, tidak mengherankan, untuk disambut oleh tatapan tajam Yin Jie......

Kecepatan penyebaran rumor itu sangat cepat!

Dalam beberapa menit, sudah waktunya untuk pulang kerja. Lin Yu Sen masih dalam rapat di kantornya dengan beberapa eksekutif. Aku membereskan barang-barangku dan hendak pergi. Tiba-tiba aku menerima pesan teks.

"Maaf, semuanya terjadi terlalu tiba-tiba tadi. Aku harus melakukan sedikit manajemen krisis, tetapi sekarang setelah kupikir-pikir, itu agak tergesa-gesa dan tidak dipikirkan dengan matang."

Aku langsung menoleh untuk melihat kantor Lin Yu Sen. Dia masih memimpin rapat dengan serius. Tampak berkonsentrasi penuh, aku tidak bisa menghubungkan antara orang yang mengirim pesan teks ini dan dia.

Aku berpikir sejenak, lalu diam-diam mematikan ponselku. Musik tanda berakhirnya hari kerja pun disiarkan. Aku menatap lurus ke depan dan berjalan keluar kantor, lalu berlari kembali ke asrama.

Eh, aku tidak tahu kenapa aku harus berlari. Pokoknya aku melakukannya.

Aku bahkan tidak pergi ke kafetaria untuk makan, hanya mengunyah sebungkus biskuit di asrama. Aku bertahan sampai jam sembilan sebelum berlari ke tempat parkir di sebelah gedung kantor untuk melihat apakah mobil Lin Yu Sen sudah pergi. Setelah itu, aku menyalakan ponselku dan membalas pesan teksnya. Lalu aku segera mematikan ponselku lagi.

Setelah melakukan semua ini, tiba-tiba suasana hatiku menjadi sangat baik. Bosan dan tidak ada yang bisa dilakukan, aku memutuskan untuk pergi ke supermarket kecil milik perusahaan untuk membeli banyak makanan. Setelah aku kembali ke asrama, aku membuka ini dan memakannya, ragu-ragu apakah akan makan mie instan lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara ketukan di pintu.

Aku langsung terhenti. Ketukan pintu yang tidak tergesa-gesa itu, langsung terbesit tiga kata di pikiranku——Tidak! Tidak mungkin! Tidak mungkin!

Aku ragu-ragu selama satu menit penuh hingga ketukan di pintu berhenti. Baru kemudian, aku bangkit dan perlahan membuka pintu. Seperti yang diharapkan, seorang pria jangkung dan tegap bersandar di dinding. Dia menatapku sambil tersenyum tetapi tanpa mengatakan apa pun.
Aku terbatuk sekali, "....Kamu belum selesai bekerja?"

Blazing Sunlight I [BAHASA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang