6. Menghindar

67 17 14
                                    

HAPPY READING♡'・ᴗ・'♡
Btw thanks yang udah mau mampir dan udah vote, macihh🤍💚🧡

WAITTT!!!

Sebelum baca..

Jangan lupa  votenya ya ⭐
Dengan vote kalian aku bisa lebih semangat lagi updatenya🤍

❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃❃

Nayla dengan rambut yang acak-acakan berdiri mematung di hadapan pemuda yang mengenakan kaos hitam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nayla dengan rambut yang acak-acakan berdiri mematung di hadapan pemuda yang mengenakan kaos hitam itu. Setelah mengetahui fakta bahwa pemuda itu adalah putra dari Om Johan dan Tante Daisy, timbul banyak pertanyaan di kepala Nayla.

"Ja-jadi ini Apartment lo?" tanya Nayla.

Pemuda itu mengangguk, sejak tadi tidak mengalihkan tatapannya dari Nayla, gadis yang hampir lima tahun tidak ia temui.

"Iya, gimana lo bisa ada di sini?" tanyanya kembali.

"Om Johan Bos gue, gue kerja di salah satu Cafe Om Johan," jawab Nayla. "Gue nyewa di sini karena waktu itu gue gak nemu kosan yang layak," lanjutnya lagi.

"Jay ... Gue-"

"Duduk dulu," tukas Jayden meminta Nayla untuk duduk.

Ya, pemuda asing yang Nayla hampir pukul menggunakannya teflon itu adalah Jayden Razka, dia  putra tunggal Om Johan dan Tante Daisy.

Jayden baru saja tiba tadi, dari Bandara dia langsung ke Apartment miliknya karena jaraknya lebih dekat dari Bandara di banding kediaman orang tuanya, Jayden sama sekali tidak tau jika Apartmentnya sudah tidak kosong, salahnya juga karena tidak mengabarkan pada orang tuanya, tadinya dia hanya bilang kalau dirinya akan menginap di Hotel tempat acara pertunangan Hans dan Yura akan di langsungkan.

Jayden tentu kaget melihat gadis yang sangat ia kenali berada di dalam Apartmentnya, di tambah lagi dia baru mengetahui jika Nayla kenal dengan orang tuanya dan Nayla juga bekerja di Cafe milik Papanya.

Jayden melihat Nayla tidak banyak perubahan, Nayla masih sama seperti Nayla yang ia kenali ketika di zaman persekolahan, masih tetap cantik dan lucu.

Nayla akhirnya memilih duduk di sofa, begitu juga dengan Jayden yang ikut duduk, Jayden bisa menangkap kegelisahan dari Nayla, kedua tangan gadis itu saling bertaut, pandangan matanya juga ke mana-mana. Hanya itu yang berbeda bagi Jayden, tidak ada lagi tatapan seperti lima tahun yang lalu, yang Jayden lihat, Nayla sedang membangun dinding pemisah antara mereka.

"Gu-gue beneran gak tau kalau lo ternyata anak Om Johan dan Tante Daisy," ungkap Nayla, dia melirik sekilas pada Jayden yang menatapnya intens.

"Ekhem, gue minta maaf hampir mukul lo tadi, itu karena gue-"

Still You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang