14. Cukup jadi teman

46 16 6
                                    

HAPPY READING♡'・ᴗ・'♡
Btw thanks yang udah mau mampir dan udah vote, macihh🤍💚🧡

WAITTT!!!

Sebelum baca..
Jangan lupa  votenya ya ⭐

Dengan vote kalian aku bisa lebih
semangat lagi updatenya💙

ミミ◦❧◦°˚°◦.¸¸◦°´*•.¸♡  ♡¸.•*´°◦¸¸.◦°˚°◦☙◦彡彡

Nayla baru saja tiba di Cafe dan langsung menyadari bahwa rekan kerjanya sudah datang lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nayla baru saja tiba di Cafe dan langsung menyadari bahwa rekan kerjanya sudah datang lebih dulu. Mereka terlihat sibuk membersihkan ruangan sebelum Cafe dibuka. Tanpa membuang waktu, Nayla berjalan cepat menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Namun, begitu dia hendak keluar untuk memulai pekerjaannya, langkahnya terhenti. Di depan pintu, berdiri Jayden, memblokir jalannya dengan ekspresi serius.

“Nay, gue minta maaf soal tadi malam,” ucap Jayden tiba-tiba, suaranya terdengar tulus, namun Nayla bisa merasakan sedikit kegugupan di dalamnya. "Gue tau gue salah udah bohongin lo dan ngerjain lo. Gue bawa ini buat lo, sebagai permintaan maaf."

Jayden mengulurkan sebuah paperbag berisi salad buah. Nayla menatapnya sejenak, ragu untuk menerimanya. Kejadian semalam masih jelas di ingatannya, Jayden yang terus-terusan menganggunya hingga membuatnya jengkel. Meski tadi pagi Nayla sudah memukul bahkan melempar Jayden dengan sendal kesayangannya, Nayla masih merasa jengkel. Tapi sekarang, melihat wajah Jayden yang tampak menyesal, Nayla bingung harus bereaksi seperti apa.

"Kenapa lo gak nunggu gue tadi pagi? Gue pengen ke Cafe bareng lo," lanjut Jayden, seolah tidak menyadari keresahan di wajah Nayla.

Nayla mendesah pelan, matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang berada di luar ruangan. Mereka mulai mencuri pandang ke arah mereka berdua. Perasaan canggung langsung menyergap Nayla, apalagi mengingat Jayden adalah anak Bos mereka. Dia tidak ingin ada gosip yang beredar di antara mereka, terutama di tempat kerja.

"Jay, apaan sih?" bisik Nayla dengan nada jengkel. "Gue gak mau ada yang salah paham di sini. Jangan kayak gini, orang-orang udah mulai liatin kita."

Jayden tersenyum kecil, seperti tidak terganggu sama sekali. "Biarin aja, Nay. Gue gak peduli apa yang mereka pikirin, biar mereka gak kaget juga pas nanti tau lo itu calon istri gue."

"Calon istri pala lo!"

Nayla meraih paperbag itu dengan terpaksa, berharap interaksi ini bisa segera berakhir. "Okey, gue ambil, makasih. Tapi beneran, Jay, lo gak bisa begini terus. Gue gak mau ada gosip, apalagi lo anak Bos. Udah, pergi sana sebelum orang-orang makin curiga."

Namun, sebelum Jayden sempat merespons, salah satu rekan kerjanya yang melihat dari jauh mulai berbisik-bisik dengan yang lain. Tatapan-tatapan penasaran semakin jelas mengarah ke mereka, membuat Nayla semakin tidak nyaman.

Still You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang