CHAPTER 04

674 62 4
                                    

Buaian musik lembut menemani pria tampan mengenakan setelan rapi dan duduk di meja reservasi yang sudah dipersiapkan sebaik mungkin.

Wajahnya nampak bungah pun berseri menunggu seseorang yang telah membuat janji makan malam bersama beberapa hari yang lalu.

Arsenio mengamati nuansa romantis di sekitar seraya merogoh ponsel disaku celana lalu mengirim pesan pada lelaki pujaannya.

Seketika mimik mukanya berubah suram membaca balasan dari Nino, usahanya kembali tidak dihargai dan dia beranjak meninggalkan tempat dengan suasana hati yang buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika mimik mukanya berubah suram membaca balasan dari Nino, usahanya kembali tidak dihargai dan dia beranjak meninggalkan tempat dengan suasana hati yang buruk.

Aston Martin hitam melaju dengan kencang sebagai bentuk pelampiasan akan rasa kesal yang di tanggung. Dia memikirkan tujuan lain ditengah fokusnya dan memutuskan untuk pergi ke rumah asisten sekaligus sahabatnya, Nara.

Dia memarkirkan kendaraannya di pelataran lalu bergegas turun tatkala melihat Nara keluar dari rumahnya.

"Kemana?" Nadanya sedikit ketus.

"Dinner." Nara mengamati mimik muka sahabatnya. "Ada apa dengan ekspresimu? Nino lagi?"

Arsenio bungkam dan Nara yang sudah hafal dengan tabiat Nino hanya menghela napas kasar.

"Lebih baik ikut aku." Ajak Nara seraya menarik pergelangan tangan Arsenio dan mendorongnya masuk ke kursi penumpang.

Nara duduk di belakang kemudi dan melaju dengan kecepatan sedang.

"Kemana kita pergi?" Tanya Arsenio.

"Jangan cerewet, diam saja dan kau akan tau nanti."

Arsenio berdecih lalu bersandar di kursi dengan pandangan lurus ke depan. Tak ada obrolan di antara mereka hingga Nara menghentikan mobil mewah itu di depan restaurant.

 Tak ada obrolan di antara mereka hingga Nara menghentikan mobil mewah itu di depan restaurant

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsenio dan Nara duduk ditempat yang telah di pesan sebelumnya.

"Lalu maksudmu aku menjadi pengawalmu berkencan begitu?" Tanya Arsenio.

"Come on... Dia juga membawa sahabatnya."

Malam..." Sapa seseorang dan keduanya mengalihkan pandangan, melihat Peter berdiri didekat mereka.

SUKARELA || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang