CHAPTER 03

1K 68 6
                                    

Musik lembut mengisi kelengangan di kamar lelaki manis yang baru mengalami nasib sial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musik lembut mengisi kelengangan di kamar lelaki manis yang baru mengalami nasib sial. Dia duduk diatas karpet sembari menatap beberapa luka perban di lengan.

Disela ketenangan itu, ponselnya berdering. Dia menatap layar yang menunjukkan nama pelanggan aneh dengan perasaan ragu, antara menerima atau mengabaikannya.

Rasa sungkan mulai menyelimuti dan dengan enggan dia mengusap layar ponselnya keatas.

"Selamat malam, Pit..." Sapa Nara disebrang panggilan.

"Malam."

"Bagaimana kondisimu?"

"Lumayan membaik, terimakasih atas bantuannya."

"Chill..." Nara diam sejenak.
"Um... Pit, bolehkah aku meminta imbalan?"

Peter mengernyit, ada rasa aneh saat mengetahui jika Nara tidak menolongnya dengan tulus.

"Kau tidak tulus menolongku?"

"Tidak-tidak bukan begitu." Koreksi Nara dengan cepat.

"Lalu imbalan apa?"

"Makan malam denganku." Balas Nara tanpa keraguan.

"Haruskah?"

Terdengar kekehan canggung dari Nara dan Peter menghela napas saat paham dengan maksud tersebut. Lelaki manis itu berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Baiklah, tapi syaratnya Nata ikut denganku. Aku tidak akan datang jika Nata tidak ada."

"O-oh... Baiklah."

Nara diam sejenak dan Peter juga diam untuk menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.

"Bagaimana jika dua hari lagi?"

Peter berpikir. "Baiklah."

"Kalau begitu ku tunggu di Gardenia resto dua hari lagi."

"Baiklah..."

"Okay... Sampai jumpa Lusa, istirahatlah agar kau lekas pulih."

Nara mematikan sambungan telepon dan Peter meletakkan kepalanya diatas tempat tidur. Pikirannya berkelana dengan apa yang harus dia lakukan saat makan malam nanti.
.

.

.

Dua hari kemudian.

"Ya Tuhan... Siapa ini yang datang... Duduk Pit, maaf aku tidak sempat menjengukmu." Kata Natala melihat Peter masuk ke toko bunganya.

"Nat... Aku tidak sakit parah, aku hanya____"

"Sudah duduk saja."  Natala membantu Peter duduk. "Banyak luka lecet seperti ini, kenapa memaksa masuk...?"

SUKARELA || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang